WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Kebocoran dokumen rahasia AS yang menyebar ke media sosial di antaranya membahas perang di Ukraina.
Foto-foto kebocoran dokumen rahasia AS tersebut diyakini berasal dari grup percakapan online Discord antara Februari hingga Maret.
Kebocoran dokumen rahasia tersebut menjadi semakin mendapat perhatian setelah New York Times menerbitkan laporan tentangnya pekan lalu.
Baca juga: Dokumen AS yang Bocor Soroti Langkah Serbia Bantu Ukraina
Salah satu poin dalam dokumen tersebut memberikan perkiraan jumlah tentara Rusia yang tewas di Ukraina yakni sebanyak 17.500 jiwa.
Selain itu, dokumen tersebut membahas kesiapan tempur tentara Ukraina untuk serangan balik sekaligus penilaian kelemahan sistem pertahanan udaranya.
CIA, NSA, dan Badan Intelijen Pertahanan AS telah menyebut, dokumen yang menunjukkan perkiraan jumlah tentara Rusia yang tewas adalah hasil rekayasa.
Di sisi lain, laporan tersebut rupanya juga membuat malu dua sekutu AS di Timur Tengah, Mesir dan Uni Emirat Arab (UEA).
Baca juga: Rusia: Dokumen AS Bocor untuk Tipu Kami
The Washington Post melaporkan, terdapat dokumen tertanggal 17 Februari yang menyebutkan bahwa Mesir mencapai kesepakatan rahasia untuk memasok Rusia dengan 40.000 roket, bubuk mesiu, dan peluru artileri.
Mesir membantahnya, sebagaimana dilansir Al Jazeera, Rabu (12/4/2023).
“Dalam dokumen tersebut, (Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi) menginstruksikan para pejabat untuk merahasiakan produksi dan pengiriman roket untuk menghindari masalah dengan Barat,” lapor The Washington Post.
Seorang pejabat senior Mesir mengatakan kepada Al Qahera News bahwa laporan tersebut adalah penggelapaan informasi yang tidak memiliki dasar kebenaran.
Baca juga: Dokumen AS Bocor, Korsel Sebut Sebagian Palsu
Dokumen lain yang bocor berfokus pada UEA yang mengatakan bahwa negara tersebut setuju untuk membocorkan informasi intelijen AS dan Inggris demi menjilat Rusia.
“UEA mungkin memandang keterlibatan dengan intelijen Rusia sebagai peluang untuk memperkuat hubungan yang tumbuh antara Abu Dhabi dan Moskwa,” bunyi salah satu dokumen yang dikutip oleh AP.
“Dan mendiversifikasi kemitraan intelijen di tengah kekhawatiran pelepasan AS dari wilayah tersebut,” sambung dokumen tersebut.
UEA mengatakan, anggapan yang menyebutkan bahwa pihaknya memperdalam hubungan dengan intelijen Rusia adalah salah.
Baca juga: Rusia Diduga Palsukan Dokumen AS yang Bocor tentang Perang Ukraina
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.