Penulis: VOA Indonesia/Veronica Balderas Iglesias
WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pengacara Donald Trump mulai bekerja, membela mantan presiden AS yang didakwa dengan 34 tuduhan kejahatan.
Ini baru satu dari beberapa penyelidikan yang dihadapi Trump, dan menurut beberapa pakar, itu bisa menimbulkan konsekuensi yang sangat serius bagi Trump dan masa depan politiknya.
Apa yang akan dilakukan tim pembela Donald Trump setelah mantan presiden itu didakwa dalam kasus uang tutup mulut dan dibawa ke pengadilan untuk mendengar dakwaan terhadapnya?
Baca juga: Masalah Hukum Bakal Lemahkan Potensi Trump pada Pilpres 2024
Ini bukan sesuatu yang ingin diungkap pengacara James Trusty ketika diwawancara TV ABC dalam acara “This Week”. Tetapi, dia mengungkapkan suasana hati Donald Trump secara keseluruhan.
“Siapa pun yang menjadi sasaran penyelidik federal, oleh jaksa New York, pasti akan mawas diri dan berpikir ini adalah berita yang sangat buruk. Ini tidak baik bagi saya, tetapi ia dengan cepat beralih ke gambaran besar, gambaran bersejarah dan saya cenderung setuju bahwa ini adalah momen buruk bagi negara ini,” ungkap Trusty.
Trump menghadapi 34 tuduhan kejahatan memalsukan catatan bisnis New York untuk menutupi bahwa ia diduga memerintahkan pembayaran uang tutup mulut kepada bintang porno yang memiliki informasi yang bisa merusak citranya. Ini terjadi tepat sebelum Pilpres AS 2016.
Trump mengaku tidak bersalah.
Kasus tersebut, yang diajukan jaksa Alvin Bragg, tidak ada gunanya di mata mantan Jaksa Agung Bill Barr.
Baca juga: Saat Donald Trump Disarankan Cari Perlindungan di Rusia...
“Memalsukan catatan bisnis adalah kejahatan, jika itu merupakan bagian dari skema penipuan. Saya tidak melihat disebutkan di sini apa tepatnya penipuan itu. Ada sejumlah masalah lain yang terkait undang-undang pembatasan. Ia tidak menyebutkan dengan tepat kejahatan apa yang sedang dilakukan, yang membuat ini menjadi kejahatan,” ujar Barr.
Namun, kata Barr, yang lebih serius adalah penyelidikan federal yang dihadapi Trump karena memiliki dokumen rahasia.
"Pemerintah sedang menyelidiki sejauh mana kasus ini. Mengapa dihambat dan dokumen itu tidak diserahkan kepada pemerintah," imbuhnya.
Sementara itu, pengacara Trump, James Trusty, mengekalim saat ini tidak ada lagi dokumen rahasia yang berada di tangan kliennya.
"Kami sudah profesional, kami sudah berlaku etis, dan kami puas bahwa tidak ada masalah yang menonjol terkait kepatuhan pada panggilan pengadilan," tambahnya.
Profesor hukum dari University of Pennsylvania Claire Finkelstein mengatakan, sementara Trump tetap membangkang, denda besar atau bahkan hukuman penjara tidak bisa dikesampingkan dalam kasus lain yang terkait dugaan upaya untuk membatalkan hasil pilpres 2020 dan serangan 6 Januari 2021 di Gedung Capitol.
Baca juga: Trump Disalahkan Atas Kekacaukan Penarikan Pasukan AS dari Afghanistan
Melalui Skype, Finkelstein menjelaskan kepada VOA, "Konspirasi atau pemberontakan yang menghasut berdasarkan amandemen ke-14, Bagian Tiga, berarti dia tidak bisa memegang jabatan federal lagi".
Menurut pakar hukum, mereka tidak yakin hukuman atas investigasi ini terjadi sebelum pemilu 2024. Trump, yang kalah dalam pilpres 2020, kembali mencalonkan diri menjadi presiden.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.