KYIV, KOMPAS.com - Lebih dari 30 anak korban deportasi yang melanggar hukum ke Rusia akhirnya berhasil bersatu kembali dengan keluarga mereka di Ukraina pada Jumat (7/4/2023).
Salah satunya adalah Dasha Rakk, seorang gadis berusia 13 tahun.
Bersama saudara kembarnya, dia telah setuju untuk meninggalkan Kota Kherson yang diduduki Rusia pada tahun lalu karena perang.
Baca juga: Upaya Rusia Lumpuhkan Sektor Energi Ukraina Gagal Total
Mereka kemudian pergi ke kamp liburan di Crimea selama beberapa minggu.
Tapi, begitu sampai di sana, kata dia, pejabat Rusia mengatakan anak-anak akan tinggal lebih lama.
"Mereka mengatakan kami akan diadopsi, bahwa kami akan mendapatkan wali. Ketika mereka pertama kali memberi tahu kami bahwa kami akan tinggal lebih lama, kami semua mulai menangis," katanya, dikutip dari Reuters.
Ibu Dasha, Natalia, mengaku telah melakukan perjalanan dari Ukraina ke Crimea melalui Polandia, Belarus, dan Rusia untuk menjemput putrinya.
Semenanjung Crimea Ukraina telah diduduki oleh Rusia sejak 2014.
"Itu sangat sulit tetapi kami terus berjalan, kami tidak tidur di malam hari, kami tidur sambil duduk. Sungguh memilukan melihat anak-anak yang tertinggal menangis di balik pagar," kata Natalia menggambarkan perjalanannya menuju ke kamp, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-409 Serangan Rusia ke Ukraina: 31 Anak yang Diculik Pulang | Menteri Kyiv ke India
Ukraina memperkirakan hampir 19.500 anak telah dibawa ke Rusia atau Crimea yang diduduki Rusia sejak Moskwa menginvasi pada Februari tahun lalu, yang dikecam sebagai deportasi ilegal.
Rusia, yang menguasai bagian timur dan selatan Ukraina, telah menyangkal menculik anak-anak.
Moskwa mengatakan anak-anak telah dipindahkan demi keselamatan mereka sendiri.
"Sekarang misi penyelamatan kelima hampir selesai. Sangat istimewa mengingat jumlah anak yang berhasil kami kembalikan dan juga karena kerumitannya," kata Mykola Kuleba, pendiri organisasi kemanusiaan Save Ukraine yang membantu mengatur misi penyelamatan anak-anak Ukraina.
Kuleba mengatakan pada Sabtu (8/4/2023), bahwa semua 31 anak yang dibawa pulang mengaku tidak ada seorang pun di Rusia yang berusaha membantu menemukan orang tua mereka.
“Ada anak-anak yang berpindah lokasi lima kali dalam lima bulan, beberapa anak mengatakan bahwa mereka hidup dengan tikus dan kecoak,” katanya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.