Penulis: Steve Heman & Jeff Seldin/VOA Indonesia
WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sebuah kelompok intelijen mengatakan, sejumlah pakar mengenai kebijakan keamanan nuklir dan proliferasi nuklir di lembaga-lembaga kajian di AS dan Korea Selatan telah dihubungi oleh beberapa warga Korea Utara yang menyamar sebagai wartawan Voice of America (VOA).
Kelompok itu mengatakan, orang-orang tersebut sesungguhnya adalah bagian dari jaringan peretas Korea Utara yang melakukan aksinya dengan pola baru, yakni menyamar sebagai reporter dari organisasi berita besar.
Para mata-mata daring ini berupaya mengumpulkan informasi intelijen mengenai sikap para pejabat internasional terhadap pemerintah Pyongyang pimpinan Kim Jong Ung, menurut laporan yang dikeluarkan Mandiant, perusahaan keamanan siber Amerika dan anak perusahaan Google.
Baca juga: Israel Luncurkan Satelit Mata-mata, Lebih Canggih dari Sebelumnya
Ini adalah upaya terbaru yang diketahui dalam beberapa bulan ini oleh kelompok spionase siber yang dikenal sebagai APT43, juga disebut sebagai “Kimsuky” atau “Thallium”. Agen-agen APT43 menyamar sebagai wartawan dan menargetkan organisasi pemerintah di AS dan Korea Selatan, serta para akademisi dan analis dari lembaga-lembaga kajian, lanjut Mandiant.
Sedikitnya tujuh wartawan dari lima organisasi berita telah ditiru oleh seseorang dari APT43, kata Analis Senior Mandiant Gary Freas kepada VOA pada Rabu (29/3/2023).
“Kami telah berhasil mengumpulkan informasi sensitif terkait urusan Semenanjung Korea,” di antaranya, individu-individu yang ditarget menjawab pertanyaan mengenai sentimen Barat tentang aktivitas Korea Utara, termasuk proliferasi nuklir dan peluncuran rudal, kata Freas.
Dalam sebuah email tertanggal 14 Oktober 2022 yang diperoleh Mandiant, pengirim, yang berpura-pura menjadi reporter VOA, mengajukan beberapa pertanyaan terkait uji coba senjata nuklir dan rudal Korea Utara.
Baca juga: TikTok Dijuluki Bola Mata-mata China dalam Ponsel, Seruan Larangan Makin Deras
Di antara pertanyaan itu adalah, “Akankah Jepang menaikkan anggaran pertahanan dan kebijakan pertahanan yang lebih proaktif?”
Penerima email diminta untuk mengirimkan jawabannya dalam lima hari.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.