DHAKA, KOMPAS.com - Polisi Bangladesh pada hari Rabu (29/3/2023) mendakwa seorang reporter dari sebuah surat kabar terkemuka karena dianggap memproduksi berita palsu.
Hal ini memicu ketakutan tentang kebebasan media, setelah sebuah artikel yang ditulisnya tentang harga pangan yang tinggi menjadi viral.
Shamsuzzaman Shams dijemput dari rumahnya di kota industri Savar di luar Dhaka sekitar pukul 4 pagi oleh polisi berpakaian preman, menurut surat kabarnya, Prothom Alo.
Baca juga: Grant Wahl, Wartawan Sepak Bola Ternama AS Meninggal Dunia Saat Meliput Piala Dunia Qatar
Dilansir dari Guardian, kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan Undang-Undang Keamanan Digital di mana Shams didakwa telah banyak digunakan oleh pemerintah untuk memberangus jurnalis dan kritikus.
Artikel Prothom Alo diterbitkan pada hari Minggu (26/3/2023) dan menyertakan kutipan dari orang biasa yang berbicara tentang kehidupan mereka pada kesempatan hari kemerdekaan Bangladesh.
“Apa gunanya kebebasan ini jika kita tidak mampu membeli beras?” kata seorang buruh yang dikutipnya.
Biaya makanan telah melonjak di Bangladesh sejak pertengahan 2022 setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Mata uangnya juga telah jatuh tajam terhadap dolar AS.
Menteri Dalam Negeri, Asaduzzaman Khan, membenarkan bahwa reporter itu diinterogasi oleh polisi karena cerita palsuyang diterbitkan pada akhir pekan.
"Sebuah kasus telah diajukan terhadapnya," kata menteri tersebut, menambahkan bahwa Shams akan dibebaskan dari tahanan tetapi dapat ditangkap lagi atas tuduhan tersebut.
Baca juga: Wartawan BBC Ditangkap dan Dipukuli Polisi China Saat Liput Protes Pembatasan Covid-19
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.