Rusia Akan Perang "Hybrid" Lama dengan Barat

MOSKWA, KOMPAS.com - Kremlin pada Rabu (29/3/2023) mengatakan, konfrontasi Rusia dengan Barat kemungkinan akan berlangsung lama, seiring invasi Moskwa di Ukraina yang sudah memasuki tahun kedua.

"Jika kita berbicara tentang perang dalam arti luas: konfrontasi dengan negara-negara Barat, perang hibrida... ini akan berlangsung lama," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, dikutip dari kantor berita AFP.

Para intel Barat mengindikasikan bahwa Rusia berharap mencapai tujuannya di Ukraina dalam beberapa hari setelah meluncurkan "operasi militer khusus" pada Februari 2022, tetapi tak kunjung terjadi.

Baca juga: Lancarkan Serangan Bertubi-tubi, Pasukan Rusia Tak Buat Kemajuan di Bakhmut dan Avdiivka

Peskov mengeklaim, Rusia mendukung Putin dengan cara yang belum pernah seperti ini dan sebagian besar ingin melihat tujuannya di Ukraina tercapai.

"Kami melihat konsolidasi masyarakat Rusia yang benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya di sekitar presiden, di sekitar panglima tertinggi, dan kebijakan yang dia kejar," imbuh Peskov.

“Dan kami melihat keyakinan sangat dominan dalam masyarakat kami bahwa semua tujuan operasi militer khusus harus dan akan tercapai,” tambahnya, menggunakan istilah Moskwa untuk serangan di Ukraina.

Baca juga:

• Pasukan Rusia Kehilangan Banyak Tank karena Buruknya Kedisiplinan dan Moral
• Belarus Klaim Terpaksa Tampung Nuklir Rusia karena Tekanan dari Barat
• Satu Tahun Perang Rusia-Ukraina Mengubah Lanskap Energi Global

Media Pemerintah Rusia secara eksklusif menyediakan liputan pro-Kremlin tentang aktivitas pasukannya di Ukraina.

Kritik terhadap kampanye militer Rusia dilarang oleh undang-undang sensor yang ketat.

Sementara itu, tidak ada jajak pendapat yang dapat diandalkan tentang pendapat orang Rusia tentang invasi ke Ukraina.

Baca juga: Rusia Jatuhkan Pasokan Senjata Vital dari AS untuk Ukraina