KUALA LUMPUR, KOMPAS.com – Koalisi oposisi Malaysia Perikatan Nasional (PN) meradang setelah pemimpin koalisi Muhyiddin Yassin dijerat empat dakwaan korupsi dan dua dakwaan pencucian uang oleh pengadilan dua pekan lalu.
Separuh kekuatan politik PN bisa dikatakan melemah dengan tersandungnya Muhyiddin.
Padahal, koalisi berhaluan Melayu nasionalis itu sedang fokus untuk memenangi pemilihan di enam negara bagian yang akan digelar pertengahan tahun ini.
Baca juga: Najib Razak Sindir Muhyiddin Terduga Korupsi: Saya Bisa Tidur Saat Digerebek
PN berharap hasil baik di Selangor, Penang, Negeri Sembilan, Kelantan, Kedah, dan Terengganu akan memberikan momentum politik untuk mengembalikan Muhyiddin ke kursi PM Malaysia.
Perikatan juga semakin pincang dengan dibekukannya rekening bank Partai Bersatu pimpinan Muhyiddin yang menjadi komponen utama koalisi bersama Partai Islam Se-Malaysia (PAS)
Petinggi teras PN telah berkali-kali memainkan isu politik bahwa dakwaan terhadap Muhyiddin adalah bentuk penzaliman politik yang dilakukan pemerintahan Perdana Menteri Anwar Ibrahim.
Politisi senior berusia 75 tahun itu mengecamnya sebagai balas dendam politik.
Kasus hukum yang menimpa Muhyiddin bagaikan pedang bermata dua bagi koalisinya.
Isu penzaliman politik dapat menjadi senjata bagi Abah, panggilan khas PM kedelapan Malaysia itu, terutama untuk memenangi lebih banyak suara pemilih Melayu.
Baca juga: Lagunya Dipakai Video Dukung Muhyiddin Yassin, Penyanyi Malaysia Ini Tak Terima
Analisis hasil pemilihan parlemen federal pada November lalu menunjukkan, mayoritas pemilih Melayu yaitu sebesar 54 persen mendukung Perikatan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.