Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Hilangnya Kapsul Radioaktif Mematikan Berukuran 20 Cm di Thailand

Kompas.com - 27/03/2023, 14:45 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

Penyelidikan polisi terhadap Sesium yang hilang terhambat oleh kurangnya akses ke PLTU - Pembangkit Listrik Nasional 5A - segera setelah insiden itu dilaporkan.

Polisi setempat mengandalkan rekaman CCTV perusahaan, beberapa di antaranya ditemukan hilang. Mereka percaya hilangnya barang bukti itu adalah "pekerjaan orang dalam", tetapi sejauh ini tidak ada karyawan yang mengaku.

OAP telah mengenakan dakwaan kegagalan untuk segera melaporkan kehilangan pada penanggung jawab pabrik, yang menghadapi ancaman denda 100.000 Baht (Rp 44,3 juta) dan satu tahun penjara.

Baca juga: Kapsul Radioaktif Hilang di Australia Barat, Perusahaan Minta Maaf

Jarum di tumpukan jerami

Ini bukan pertama kalinya Sesium-137 yang hilang memicu perburuan besar-besaran.

Januari lalu, pihak berwenang di Australia Barat memanggil para ahli dari seluruh negeri untuk menemukan kapsul radioaktif Sesium-137 seukuran kacang polong yang diyakini telah jatuh dari alat ukur radiasi yang sedang diangkut dalam perjalanan sejauh 1.400 km dari lokasi tambang Rio Tinto ke sebuah fasilitas penyimpanan di pinggiran timur laut Perth

Tim pencari menggunakan alat ukur survei radiasi portabel, biasanya digunakan di bandara, yang digabungkan dengan peralatan deteksi radiasi khusus dan dipasang pada kendaraan untuk mencari kapsul radioaktif itu.

Setelah lima hari pencarian di jalanan sepanjang lebih dari 660 km, kapsul kecil berukuran 8 mm kali 6 mm itu ditemukan hanya dua meter dari pinggir jalan raya.

Pihak berwenang mengatakan pada saat itu bahwa kru pencari telah secara harfiah menemukan jarum di tumpukan jerami.

Baca juga: Kapsul Radioaktif Hilang di Australia, Warga Diperingatkan Jangan Ambil

Bahan mematikan yang bersinar dalam gelap

Radiasi dari Sesium-137 dapat mengakibatkan luka bakar, seperti yang tampak pada tangan pria Brasil ini pada 1987.AFP via GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Radiasi dari Sesium-137 dapat mengakibatkan luka bakar, seperti yang tampak pada tangan pria Brasil ini pada 1987.

Apa yang terjadi di Australia mungkin dianggap sebagai keberuntungan besar; insiden serupa di Brasil sayangnya tidak berakhir demikian.

Pada September 1987, empat orang meninggal dan ratusan lainnya terkontaminasi oleh zat radioaktif.

Dua pemulung di Kota Goiania, Brasil, membobol masuk ke klinik kesehatan yang sudah tidak dipakai dan melepas bagian atas mesin radioterapi yang digunakan untuk pengobatan kanker. Mereka membawanya pulang dan mencoba membongkarnya.

Setelah inti kapsul itu pecah, barang-barang tersebut dijual kepada pemilik tempat barang rongsokan, yang menyadari bahwa bahan intinya memancarkan sinar biru dalam gelap.

Baca juga: Kecam Tuduhan Bom Radioaktif, Zelensky: Hanya Rusia yang Mampu Gunakan Senjata Nuklir di Eropa

Ini membuat semua orang yang melihatnya terpesona, dan selama beberapa hari, kawan dan kerabat datang untuk menyaksikan fenomena tersebut.

Fragmen bahan inti seukuran butiran beras itu dibagi-bagikan ke beberapa keluarga selama lima hari, memicu kecelakaan radioaktif terbesar yang pernah ada di luar fasilitas nuklir.

Barangkali kemungkinannya kecil kapsul yang mengandung Sesium di Thailand akan ditemukan, dan OAP mengatakan bahwa logam apa pun yang dihasilkan dari proses peleburan tidak akan mengandung bahan radioaktif dalam jumlah yang berbahaya.

Namun penduduk setempat tentu akan merasa lebih tenang jika pihak berwenang bisa memastikan apa yang terjadi setelah kapsul itu hilang.

Baca juga: Ukraina Bagikan Tablet Yodium ke Warga, Antisipasi Kebocoran Radioaktif

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com