Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/03/2023, 18:31 WIB

MOSKWA, KOMPAS.com – Ketua parlemen Rusia Vyacheslav Volodin mengusulkan agar aktivitas Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilarang di Rusia.

Usul tersebut diutarakan Volodin melalui Telegram setelah ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan tuduhan kejahatan perang.

Volodin mengatakan bahwa undang-undang Rusia harus diubah untuk melarang segala aktivitas ICC di Rusia, sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Meski Dukung ICC, Hongaria Tak Akan Tangkap Putin di Negaranya

Dia juga mengusulkan agar siapa saja yang memberikan bantuan serta dukungan kepada ICC harus dijatuhi hukuman.

“Penting untuk menyusun amandemen undang-undang yang melarang aktivitas ICC di wilayah negara kita,” kata Volodin.

Volodin mencontohkan, AS sudah membuat undang-undang untuk mencegah warganya diadili oleh ICC. Dia menuturkan, Rusia seharusnya juga melakukannya.

Baca juga: Standar Ganda ICC (Mahkamah Pidana Internasional)

ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan Putin pada awal bulan ini dengan menuduhnya secara ilegal mendeportasi ratusan anak dari Ukraina. 

Setelah ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan Putin, berbagai pejabat Rusia angkat suara yang menentangnya.

Salah satu pejabat Rusia bahkan memperingatkan bahwa setiap upaya untuk menangkap Putin sama saja dengan pernyataan perang terhadap Rusia.

Baca juga: Rusia Balas ICC atas Surat Penangkapan Putin, Seret Jaksa ke Penyelidikan Kriminal

Beberapa pejabat Rusia juga menyangkal kejahatan perang di Ukraina dan mengatakan Barat telah mengabaikan kejahatan perang Ukraina.

ICC memiliki anggota 123 negara yang meratifikasi Statuta Roma, termasuk Inggris, Perancis, Jerman, dan beberapa negara pecahan Uni Soviet seperti Tajikistan.

AS, China, dan Rusia bukanlah anggota ICC. Ukraina juga bukan anggota ICC, meskipun Kyiv memberi ICC yurisdiksi untuk mengadili kejahatan yang dilakukan di wilayahnya.

Baca juga: Jutaan Dollar AS Terkumpul di London untuk Dukung ICC Adili Putin

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Lagi, Malaysia Temukan Perkampungan Ilegal Warga Indonesia

Lagi, Malaysia Temukan Perkampungan Ilegal Warga Indonesia

Global
Isuzu Bantah Punya Rencana Pindahkan Pabrik dari Thailand ke Indonesia, Kemenperin Kekeh

Isuzu Bantah Punya Rencana Pindahkan Pabrik dari Thailand ke Indonesia, Kemenperin Kekeh

Global
Indonesia-Malaysia Teken Kerja Sama Pengakuan Sertifikat Halal, Apa Untungnya?

Indonesia-Malaysia Teken Kerja Sama Pengakuan Sertifikat Halal, Apa Untungnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Ukraina Ledakkan Pipa Ekspor Amonia | Kereta Terbakar di Austria

[POPULER GLOBAL] Ukraina Ledakkan Pipa Ekspor Amonia | Kereta Terbakar di Austria

Global
Makanan Sering Dicuri Teman Sekamar, Wanita Ini Bagikan Trik Aneh yang Viral

Makanan Sering Dicuri Teman Sekamar, Wanita Ini Bagikan Trik Aneh yang Viral

Global
Kabut Asap di AS dan Kanada Bisa Bertahan Hingga Akhir Pekan

Kabut Asap di AS dan Kanada Bisa Bertahan Hingga Akhir Pekan

Global
Rusia Larang Pakai Kata 'Perang' Terkait Ukraina, Tapi Putin Sering Melanggar

Rusia Larang Pakai Kata "Perang" Terkait Ukraina, Tapi Putin Sering Melanggar

Global
Mantan Petinggi TikTok Sebut China Punya 'Kredensial Tuhan', Bisa Akses Semua Data Pengguna

Mantan Petinggi TikTok Sebut China Punya "Kredensial Tuhan", Bisa Akses Semua Data Pengguna

Global
2022 Jadi Tahun Terkejam dalam 1 Dekade, Dipicu Konflik di Ukraina dan Myanmar

2022 Jadi Tahun Terkejam dalam 1 Dekade, Dipicu Konflik di Ukraina dan Myanmar

Global
Rusia Tiru Taktik Iran untuk Hindari Sanksi Barat

Rusia Tiru Taktik Iran untuk Hindari Sanksi Barat

Global
Samudra Arktik Akan Meleleh 1 Dekade Lebih Cepat

Samudra Arktik Akan Meleleh 1 Dekade Lebih Cepat

Global
Tunjukkan Dukungan, Joe Biden Undang Ribuan LGBTQ

Tunjukkan Dukungan, Joe Biden Undang Ribuan LGBTQ

Global
37 Pesawat China Merangsek Wilayahnya, Taiwan Aktifkan Pertahanan Udara

37 Pesawat China Merangsek Wilayahnya, Taiwan Aktifkan Pertahanan Udara

Global
Mengolok-olok Hilangnya MH370, Stand Up Comedian Ini Dikecam Malaysia

Mengolok-olok Hilangnya MH370, Stand Up Comedian Ini Dikecam Malaysia

Global
Rangkuman Hari Ke-469 Serangan Rusia ke Ukraina: Ledakan Pipa Amonia | Warga Kakhovka Mengungsi

Rangkuman Hari Ke-469 Serangan Rusia ke Ukraina: Ledakan Pipa Amonia | Warga Kakhovka Mengungsi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com