HONG KONG, KOMPAS.com - Sebuah department store di Hong Kong menurunkan karya seni digital yang berisi referensi tersembunyi kepada para pembela kebebasan berbicara yang dipenjara.
Penurunan karya seni itu disebut para seniman sebagai bukti pengikisan kebebasan berbicara oleh otoritas China.
Karya yang diturunkan termasuk "No Rioters" karya Patrick Amadon, yang dipajang di papan reklame di toko besar Sogo Causeway Bay.
Baca juga: Pentas Seni Budaya Meriahkan Peringatan 73 Tahun Hubungan Diplomatik RI-Rusia
Dilansir dari Guardian, masih belum jelas apakah pemerintah berperan dalam keputusan untuk menghapus karya seni tersebut.
Beberapa hari sebelumnya sebuah film yang menampilkan Winnie the Pooh, sosok yang sering digunakan untuk mengejek Presiden China Xi Jinping, juga ditarik dari bioskop.
Hong Kong adalah bekas jajahan Inggris yang kembali ke pemerintahan China pada 1997.
Beijing berjanji untuk melanjutkan kebebasan gaya baratnya.
Protes pro-demokrasi pada 2019 berakhir dengan China memberlakukan undang-undang keamanan nasional yang mengkriminalisasi banyak perbedaan pendapat.
Pemerintah kota sejak itu telah mengadili, memenjarakan dan membungkam banyak aktivis dalam proses yang terus berlanjut.
Amadon sendiri mengaku telah mengikuti protes di Hong Kong dan dia ingin karyanya menunjukkan solidaritas dengan para pengunjuk rasa serta mengingatkan orang-orang tentang realitas baru kota itu.
Baca juga: Dosen Seni Gugat Universitas Setelah Dipecat soal Gambar Nabi Muhammad
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.