Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Miliarder di Dunia Turun, Paling Banyak dari China, lalu Siapa yang Terkaya?

Kompas.com - 25/03/2023, 07:44 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber

BEIJING, KOMPAS.com – Jumlah miliarder di dunia turun pada tahun ini.

Berdasarkan daftar peringkat orang terkaya di dunia, Daftar Kekayaan Global Hurun 2023, yang dirilis pada Kamis (23/3/2023), ada sebanyak 3.112 miliarder yang masuk daftar ini pada 2023.

Nah, angka itu tak sebanyak pada tahun lalu yang sampai mencapai 3.381 orang.

Baca juga: Pangeran William Sindir Para Miliader yang Terobsesi pada Luar Angkasa

Dikutip dari Kompas.id, Sabtu (25/3/2023), sebanyak 445 orang, mayoritas dari China, tidak lagi menjadi miliarder pada tahun ini.

China pun kehilangan 229 miliardernya.

Pengetatan moneter global, pandemi Covid-19, dan kebijakan nol-Covid Pemerintah China yang tegas hingga merugikan perusahaan teknologi pada tahun lalu telah berdampak besar.

Meski 229 miliarder China tercoret dari daftar, China masih menjadi negara yang memiliki orang superkaya terbanyak di dunia.

Mereka yang masuk ke dalam daftar itu memiliki kekayaan bersih minimal 1 miliar dollar AS.

Per 16 Januari 2023, jumlah miliarder di China sampai 969 orang, sebanyak 69 orang di antaranya adalah miliarder baru.

Jumlah orang superkaya China sudah melampaui Amerika Serikat sejak tahun 2016.

Di Amerika, kini hanya ada 691 miliarder.

Baca juga: Miliader Sun Dawu Dihukum Penjara 18 Tahun Setelah Vokal Lawan Pemerintah China

“Jumlah miliarder di seluruh dunia turun 8 persen. Total kekayaan mereka pun turun 10 persen,” kata Rupert Hoogewerf, pendiri dan Ketua Laporan Hurun.

Nama-nama “miliarder lama”, seperti Bernard Arnault, CEO dari LVMH, atau Moet Hennessy Louis Vuitton atau merek fashion mewah dari Perancis, masuk peringkat teratas.

Ada juga nama ahli waris Hermes, Bertrand Puech, dan keluarganya di urutan ketiga.

Sementara miliarder yang tercoret dari daftar Hurun itu ada Sam Bankman-Fried yang kehilangan kekayaan sampai 21 miliar dollar AS setelah pertukaran kripto FTX runtuh.

Dari China ada Jack Ma, pendiri e-dagang raksasa China, Alibaba Group Holding, yang turun ke posisi ke-52 dari posisi ke-34 tahun sebelumnya gara-gara kebijakan nol-Covid terhadap sektor teknologi.

”Industri teknologi melahirkan banyak miliarder. Tapi, ini tahun kurang baik bagi teknologi besar, mobil listrik, dan semikonduktor,” kata Hoogewerf.

Baca berita "Tidak Mudah Jadi Orang Superkaya" selengkapnya di kompas.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com