Persepsi itu sudah terbangun sejak rezim komunisme berkuasa di Uni Soviet dan terus-menerus digemakan di era Putin. Potensi kekuatan mnemonic dari kodifikasi Nazi inilah yang ditengarai mampu melecut kembali semangat nasionalisme, solidaritas, dan kebanggan sebagai bangsa Rusia.
Salah satu penggalan sejarah yang dieksplotasi Putin adalah kolaborasi gerakan nasionalisme Ukraina dengan Nazi pada era perang Dunia ke II (Rossoliski-Liebe & Willems 2022).
Kolaborasi itu sebenarnya bukan didasarkan atas motif ideologi, tetapi political interest yang disatukan oleh musuh yang sama, yaitu Uni Soviet. Gerakan nasionalisme Ukraina menginginkan kemerdekaan sebagai imbal balik dari kolaborasi dengan Nazi. Hitler tidak memberikan kemerdekaan terhadap Ukraina.
Kolaborasi hanya berlangsung seumur jagung. Rakyat Ukraina pun menjadi sasaran genosida Nazi. Tokoh-tokoh gerakan nasionalisme Ukraina dikrim ke kamp-kamp konsentrasi Nazi. Gerakan nasionalisme Ukraina sudah muncul setelah Perang Dunia I.
Untuk memadamkan gerakan itu, Josep Stalin melakukan genosida pada tahun 1930-an dengan model holodomor. Ini adalah pembasmian etnis dengan cara menciptakan bencana kelaparan.
Genosida yang dilakukan Nazi terhadap orang-orang Yahudi tahun 1940-an sudah dilakukan Stalin terhadap rakyat Ukraina tahun 1930-an dengan metode yang berbeda. Dunia memang lebih mengenal genosida ala Hitler daripada holodomor ala Stalin.
Putin memanfaatkan fakta sejarah kolaborasi antara Ukraina dan Nazi pada Perang Dunia II untuk melemparkan tuduhan bahwa pemerintah Ukraina telah melakukan genosida terhadap keturunan Rusia di wilayah Ukraina.
Baca juga: Putin: Usulan China untuk Ukraina Bisa Jadi Dasar Perdamaian
Yang menarik dari propaganda ini adalah kelenturan semantik istilah genosida. Di dalam pemahaman umum, genosida adalah pembantaian massal terhadap etnis tertentu. Putin melenturkan istilah ini dan yang menjadi sasaran dari genosida bukan hanya manusianya tetapi juga bahasa dan budaya (Fortuin, 2022).
Kebijakan pemerintah Ukraina membatasi penggunaan bahasa Rusia, misalnya, dianggap sebagai sebuah rongrongan terhadap bangsa Rusia. Ancaman tergerusnya pengaruh Rusia baik secara politik dan kultural terhadap Ukraina terkodifikasi sebagai sebuah genosida di dalam bahasa propaganda.
Nazi menjadi semacam hantu yang diciptakan di zaman modern ini. Entitasnya sebagai kekuatan besar yang menakutkan dan mengerikan adalah sejarah masa lalu.
Akan tetapi, kekuatan sugestinya tidak dapat dipandang sebelah mata. Yang harus ditakuti bukan hantu Nazi, tetapi efek hantunya karena berpotensi untuk menyugesti sebuah militansi permusuhan dan kebencian.
Ukraina adalah negara tergencet. Ukraina terhimpit di antara dua kekuatan besar. Di masa lalu, Ukraina terhimpit oleh poros Berlin dan Moskwa. Berlin mewakili poros fasisme dan Moskwa mewakili poros komunisme.
Sekarang ini, Ukraina tergencet di antara dua poros besar NATO dan Rusia. "It is between the red devil and deep blue sea”.
Barangkali, hantu Nazi tidak akan bergentayangan jikalau kedua poros besar ini dapat berdamai. Propaganda yang dahsyat dirancang oleh orang-orang yang memahami sejarah. Hanya saja, sejarah yang ditampilkan tidaklah utuh.
Untuk dapat mengkritik dahsyatnya sebuah propaganda, dibutuhkan pengetahuan sejarah. Tidak setiap data sejarah di masa lampau menggambarkan realitas di masa sekarang. Hantu Nazi hanyalah salah satu contoh produk propaganda yang memanfaatkan penggalan sejarah.
Hantu itu selalu direproduksi sehingga terus menerus bergentayangan. Masih banyak hantu-hantu lain yang terus direproduksi dan terus bergentayangan yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Bukan entitas hantunya yang harus ditakuti, tetapi efek hantunya yang harus diwaspadai.
Belajarlah sejarah untuk mengusir hantu! Last but not least, belajarlah sejarah agar tidak mudah dibohongi!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.