Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Dukung ICC, Hongaria Tak Akan Tangkap Putin di Negaranya

Kompas.com - 24/03/2023, 08:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

BUDAPEST, KOMPAS.com - Hongaria tidak akan menangkap Presiden Rusia Vladimir Putin jika dia memasuki negara itu.

Ini disampaikan kepala staf Perdana Menteri Viktor Orban pada Kamis (23/3/2023), menambahkan bahwa penangkapan tidak akan memiliki dasar hukum.

Hongaria menandatangani dan meratifikasi Statuta Roma yang membentuk Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), yang mengeluarkan surat perintah penangkapan pada pekan lalu.

Baca juga: Setiap Upaya Penangkapan Putin, Berarti Deklarasi Perang Melawan Rusia

Dakwaan menuduh Putin melakukan kejahatan perang dengan mendeportasi ratusan anak secara ilegal dari Ukraina.

Dikatakan ada alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa Putin memikul tanggung jawab pidana individu.

Ketika ditanya apakah Putin akan ditangkap jika dia datang ke Hongaria, kepala staf Orban, Gergely Gulyas, mengatakan dalam pengarahan bahwa Statuta Roma belum dimasukkan ke dalam sistem hukum Hongaria.

"Kami dapat mengacu pada undang-undang Hongaria dan berdasarkan itu kami tidak dapat menangkap Presiden Rusia ... karena undang-undang ICC belum diumumkan di Hongaria," kata Gulyas, seperti dilansir dari Reuters.

Ketika ditanya, dia mengatakan pemerintahnya belum mengambil sikap atas surat perintah penangkapan yang dikeluarkan terhadap Putin.

"Keputusan ini bukan yang paling menguntungkan karena membawa hal-hal menuju eskalasi lebih lanjut dan bukan menuju perdamaian, ini adalah pendapat subjektif pribadi saya," tambah Gulyas.

Putin jadi presiden ketiga yang terkait dengan surat perintah penangkapan oleh ICC.

Baca juga: Putin: Usulan China untuk Ukraina Bisa Jadi Dasar Perdamaian

Dia kemungkinan tidak akan diadili dalam waktu dekat.

Tetapi surat perintah itu berarti dia dapat ditangkap dan dikirim ke Den Haag jika dia bepergian ke negara anggota ICC mana pun.

Rusia tidak menyembunyikan program yang membawa ribuan anak Ukraina ke Rusia, tetapi menampilkannya sebagai kampanye kemanusiaan untuk melindungi anak yatim piatu dan anak-anak terlantar di zona konflik.

Baca juga: Menengok 10 Tahun Persahabatan Xi Jinping-Vladimir Putin

Rusia, yang bukan merupakan pihak ICC, mengatakan langkah ICC tidak ada artinya.

Moskwa berulang kali membantah tuduhan bahwa pasukannya telah melakukan kekejaman selama invasi ke tetangganya.

Baca juga: 5 Poin Rangkuman Pertemuan Xi Jinping dan Putin di Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan langkah ICC akan mengarah pada pertanggungjawaban bersejarah.

"Deportasi ke Rusia merupakan kebijakan kejahatan negara yang dimulai tepat dengan pejabat tinggi negara," ujar Zelensky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com