BAGHDAD, KOMPAS.com – 19 Maret 2003 menjadi hari yang tidak akan pernah dilupakan oleh rakyat Irak. Tepat di hari itu, AS beserta sekutunya memulai invasinya dengan gelombang kejutan.
Pasukan Irak tidak bisa berbuat banyak menahan serangan besar-besaran dari pasukan koalisi Inggris, Australia, dan Polandia yang dimpimpin AS. Mereka melawan sebisanya.
Hanya dalam waktu tiga pekan, rezim Saddam Hussein tumbang. Dan pada 1 Mei 2003, Presiden AS George W Bush dari geladak kapal induk USS Abraham Lincoln mengumumkan bahwa misi telah selesai.
Baca juga: 20 Tahun Setelah Invasi AS, Situasi Irak Jauh Berbeda
Menurut laporan Kementerian Pertahanan AS, Washington dan sekutunya telah menjatuhkan 29.166 bom dan roket selama invasi. Sebagian besar infrastruktur Irak luluh lantak.
Menurut Irak Body Count, sebuah LSM yang berbasis Inggris, lebih dari 7.000 warga sipil tewas akibat invasi AS beserta sekutunya, sebagaimana dilansir DW, Senin (20/3/2023).
Akan tetapi, itu hanyalah permulaan dan mimpi buruk di Irak masih berlanjut hingga tiga tahun setelahnya. Pada 2006, jurnal Lancet mencatat adanya 650.000 kematian tambahan.
Selain itu, dibentuklah otoritas sementara sebagai langkah awal untuk membangun pemerintahan transisi menjelang pemilihan parlemen Irak pertama pada Januari 2005. Pasukan koalisi pimpinan AS terus bercokol di sana hingga diumumkan penarikan pada 2011.
Baca juga: 20 Tahun Invasi Amerika ke Irak: Sejarah dan Perkembangan Terkini
Direktur Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) Dan Smith mengatakan, aksi militerisme adalah salah satu ekspresi ke-PD-an terakhir dari Barat bahwa mereka dapat membentuk kembali suatu negara atau tatanan regional agar sesuai dengan preferensi mereka.
Mengubah Irak menjadi negara demokrasi gaya Barat terbukti jauh lebih sulit daripada yang awalnya disarankan oleh para pembuat kebijakan AS.
Tatanan sosial Irak dari kompleksitas etnis dan agama membuat pemerintah yang disetir Barat kewalahan karena kurang siap.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.