BRUSSELS, KOMPAS.com – Uni Eropa berencana menggelar latihan angkatan laut bersama guna meningkatkan upaya dalam melindungi infrastruktur penting di laut.
Uni Eropa tengah mengkhawatirkan keamanan infrastruktur maritimnya. Kekhawatiran tersebut meningkat ketika terjadi ledakan di jalur pipa Nord Stream yang membuat kebocoran gas alam di Laut Baltik.
Atas kekhawatiran itu, Uni Eropa akan menerbitkan strategi keamanan maritim yang diperbarui, termasuk latihan angkatan laut tahunan, sebagaimana dilansir Reuters.
Baca juga: Uni Eropa Kecam Rusia, Tak Terima Setiap Ancaman Keamanan
Selain itu , ada pula rencana mengoordinasikan upaya negara-negara anggota dalam melindungi jaringan pipa gas, kabel data bawah laut, pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) lepas pantai, dan infrastruktur maritim penting lainnya.
Komisioner Lingkungan Uni Eropa Virginijus Sinkevicius mengatakan kepada Reuters bahwa rencana tersebut sebenarnya sudah digagas sebelum pipa Nord Stream mengalami ledakan.
Karena terjadi insiden di pipa Nord Stream tersebut, rencana tersebut semakin mencuat dan diperkuat.
“Setelah itu negara-negara anggota sangat jelas bahwa kita perlu lebih memperkuat kerja sama, membangun kapasitas, memastikan infrastruktur penting kita terlindungi dengan lebih baik,” kata Sinkevicius.
Baca juga: Otoritas Uni Eropa Larang Staf Pakai TikTok, Khawatir Keamanan Siber
Dalam rencana itu, Uni Eropa ingin meningkatkan kerja sama antara blok tersebut dengan NATO.
Selain itu, ada pula upaya memperluas patroli pesisir dan meningkatkan berbagi data antarnegara guna mengidentifikasi ancaman lebih awal, contohnya memanfaatkan program satelit Uni Eropa untuk mendeteksi kapal tak dikenal.
“Tingkat ancaman telah meningkat,” kata Sinkevicius.
Baca juga: Pasukan Belarus Siap Tempur di Perbatasan Uni Eropa dan Ukraina
Infrastruktur energi menjadi perhatian khusus karena Eropa memperluas penggunaan terminal LNG-nya untuk menggantikan gas pipa Rusia. PLTB lepas pantai pun juga dikebut pembangunannya.
Bulan lalu, sebuah kapal Rusia terdeteksi di PLTB lepas pantai di Laut Utara.
Menurut Belanda, kehadiran Kapal Rusia itu merupakan bagian dari upaya Moskwa untuk mendapatkan informasi intelijen guna menyabotase infrastruktur di sana.
Baca juga: Mulai 2035, Hanya Mobil Listrik yang Boleh Melintas di Uni Eropa
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.