Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Universitas Afghanistan Dibuka Lagi, tapi Perempuan Masih Dilarang Masuk

Kompas.com - 06/03/2023, 21:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

KABUL, KOMPAS.com - Universitas-universitas Afghanistan mulai dibuka kembali pada Senin (6/3/2023), setelah liburan musim dingin.

Tetapi, hanya para mahasiswa yang diperbolehkan kembali ke kelas.

Sementara, para mahasiswi masih dilarang untuk dapat menikmati bangku kuliah oleh otoritas Taliban.

Baca juga: Taliban Larang Perempuan Afghanistan Ikut Ujian Masuk Universitas Swasta

Larangan kuliah adalah salah satu dari beberapa pembatasan yang diberlakukan pada perempuan sejak Taliban kembali berkuasa pada Agustus 2021 di Afghanistan dan telah memicu kemarahan global.

"Sungguh memilukan melihat anak laki-laki pergi ke universitas sementara kami harus tinggal di rumah," kata gadis berusia 22 tahun asal Provinsi Ghor di Afghanistan tengah, Rahela, dikutip dari AFP.

Dia mengangga, kebijakan ini adalah wujud diskriminasi gender terhadap anak perempuan karena Islam pun mengizinkan kelompok perempuan untuk mengejar pendidikan tinggi.

"Tidak ada yang boleh menghentikan kami untuk belajar," ucapnya.

Pemerintah Taliban memberlakukan larangan tersebut setelah menuduh mahasiswi mengabaikan aturan berpakaian yang ketat dan persyaratan untuk ditemani oleh kerabat laki-laki ke dan dari kampus.

Saat masih diperbolehkan berkuliah, anak-anak perempuan padahal sudah disuguhi dengan sejumlah pembatasan.

Baca juga: 162 Warga Afghanistan Meninggal karena Kedinginan, Suhu Capai -34°C

Misalnya, para mahasiswi hanya boleh diajar oleh dosen perempuan atau dosen laki-laki lanjut usia.

"Sungguh menyakitkan melihat ribuan anak perempuan kehilangan pendidikan saat ini," kata Mohammad Haseeb Habibzadah, seorang mahasiswa ilmu komputer di Universitas Herat, kepada AFP.

“Kami mencoba untuk mengatasi masalah ini dengan berbicara dengan dosen dan mahasiswa lain sehingga ada cara di mana anak laki-laki dan perempuan dapat belajar dan maju bersama," ucap dia.

Seorang mahasiswa teknik di Kabul University, terbesar di Afghanistan, Ejatullah Nejati, juga mendukung anak perempuan dapat berkuliah.

Dia menyebut itu adalah hak dasar perempuan untuk belajar.

“Walaupun mereka kuliah di hari yang berbeda, tidak masalah. Mereka punya hak untuk mengenyam pendidikan dan hak itu harus diberikan kepada mereka,” ujarnya saat memasuki kampus universitas.

Sementara itu, seorang mantan mahasiswi jurnalisme di Herat Waheeda Durrani, menuding pemerintah Taliban ingin perempuan tetap tidak berpendidikan. Dia berkesempatan berkuliah sampai tahun lalu.

"Jika anak perempuan dan perempuan Afghanistan dididik, mereka tidak akan pernah menerima pemerintah yang mengeksploitasi Islam dan Alquran," katanya.

Baca juga: Cara Penjual Afghanistan Akali Larangan Manekin Taliban

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com