Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ahmad Nuri
Peneliti

Ketua PW GP Ansor Banten

Berguru pada Vietnam

Kompas.com - 01/03/2023, 11:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ada beberapa pelajaran penting dan amat berharga yang bisa dipetik dari peristiwa tersebut.

Pertama, pengunduruan diri Presiden Nguyen Xuan harus dilihat sebagai manifestasi adanya budaya malu dari seorang pemimpin ketika ada bawahannya yang melakukan kesalahan.

Budaya malu ini dalam ruang lingkup etik bersalin rupa sebagai komitmen terhadap peran serta tanggung jawab seorang pemimpin di hadapan rakyatnya.

Adanya kesetiaan terhadap ikrar yang diucapkan di atas penghayatan nilai-nilai yang perlu dan pantas ditegakan oleh seorang pemimpin negara adalah konfigurasi yang amat keren.

Dalam hal ini di Vietnam, upaya penegakan nilai serta aturan oleh seorang pemimpin sekali lagi tidak hanya sekadar cuap-cuap atau bersifat simbolik. Melainkan sudah terlihat dari gejala-gejala dan fakta-faktanya.

Bahkan upaya pembersihan dari praktik korup di Vietnam sampai harus mengorbankan pemimpinnya. Ini pemandangan yang belum tentu terjadi di Indonesia.

Kedua, peristiwa pengunduran diri Presiden Vietnam memperlihatkan bahwa di negeri tersebut, norma-norma dan konstitusi (aturan tertulis) tidaklah mati.

Konstitusi dan falsafah di Vietnam memiliki ruh dan energi sehingga dirasakan keberadaanya. Energi itu bersumber dari kesadaran para pemimpinnya dalam menjalankan etika politik.

Franz Magnis Suseno dalam karyanya berjudul “Etika Dasar: Masalah-masalah pokok Filsafat Moral”, menuliskan bahwa secara substantif etika adalah usaha manusia untuk memakai akal budi dan daya pikirnya untuk memecahkan masalah bagaimana ia harus hidup kalau ia ingin menjadi baik.

Sementara dalam ruang lingkup politik dan kekuasaan, kesadaran etik menjadi lebih luas dan menjangkau pertanggungjawaban seorang pemimpin terhadap Tuhannya dan terhadap rakyatnya.

Tanpa kesadaran etika politik hukum dan aturan tertulis hanya akan menjadi seonggok berkas yang tidak berdaya dalam menjamin berjalannya visi bernegara.

Dengan lain perumpamaan, konstitusi hanyalah instrumen yang ruh dan energinya amat ditentukan oleh sejauh mana kesadaran etik para pemimpinnya.

Sementara itu pelajaran penting ketiga ialah terletak pada kesanggupan Vietnam dalam menjalankan komitmen bersama secara konsisten. Salah satunya dalam komitmen untuk melakukan pemberantasan korupsi.

Komitmen itu diperlihatkan tanpa pandang situasi. Bahkan di tengah kemajuan seperti yang dicapai Vietnam dalam berbagai bidang belakangan ini, tidak membuat Presiden Nguyen Xuan beralasan untuk mempertahankan kekuasaanya.

Pengunduran diri di tengah catatan gemilang

Vietnam menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang tengah mencapai pertumbuhan ekonomi cukup tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com