Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Catatan Setahun Perang Rusia Vs Ukraina, di Bawah Ancaman Perang Dunia dan Nuklir

Kompas.com - 25/02/2023, 07:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Menanggapi itu, Eropa berpeluang melakukan pembalasan dengan semakin meningkatkan bantuan untuk Ukraina di satu sisi dan menambah sanksi untuk Rusia di sisi lain, yang kemudian akan memperuncing ketegangan Rusia-Ukraina dan antara Barat dan Rusia sekaligus memperkecil peluang damai via jalur diplomasi.

Sementara bagi dunia, ujung peperangan yang semakin jauh akan meningkatkan potensi resesi global karena potensi ancaman ledakan harga komoditas bisa sewaktu-waktu terjadi jika Putin secara mendadak mengurangi suplai migasnya ke Eropa.

Ditakutkan harga-harga komoditas pokok akan kembali bergejolak, terutama komoditas yang sangat terpengaruhi oleh gejolak harga komoditas dunia, seperti yang terjadi pada kenaikan harga BBM dan gejolak harga komoditas minyak goreng pada pertengahan tahun lalu.

Tidak lupa pula, reaksi China yang masih ambigu membuat Rusia yakin bahwa negara Beruang Merah itu tidak benar-benar sendiri.

Meskipun sikap China di United Nation General Assembly menekankan pentingnya menghormati kedaulatan sebuah negara, tapi kunjungan Menlu China ke Moskow seiring dengan kunjungan Joe Biden ke Kiev membuat posisi China menjadi semakin kabur. Secara geopolitis jalur diplomasi akan semakin sulit.

Kuncian ini justru membuka peluang akan mendekatkan Rusia pada pilihan terakhirnya dalam menghadapi Ukraina dan hegemoni Barat, yakni senjata nuklir.

Langkah awal itu telah diambil Putin saat mereaksi kunjungan Presiden Joe Biden ke Kiev beberapa hari lalu, yakni dengan menyatakan bahwa Rusia keluar dari perjanjian pembatasan hulu ledak berkepala nuklir dengan Amerika Serikat atau START Treaty.

Perjanjian START adalah perjanjian pembatasan senjata strategis besar terakhir antara dua negara adidaya nuklir masing-masing Amerika Serikat dan Rusia.

Perjanjian yang dirancang pada 2009 itu ditandatangani di Praha, ibu kota negara Republik Cekoslovakia pada 2010 oleh Presiden Rusia saat itu, Dmitry Medvedev dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Isi penting perjanjian itu di antaranya membatasi gudang senjata strategis dan stok nuklir yang dikerahkan oleh kedua negara, dan sepakat mengedepankan serangkaian tindakan yang ditujukan untuk peningkatan transparansi dan saling kepercayaan, termasuk penyiaran data telemetri, pembatasan aktivitas pengujian rudal, maupun pertukaran informasi lainnya.

Merujuk pada situasi aktual setahun berlangsungnya konflik antara Rusia dan Ukraina, nampaknya inilah waktunya bagi dunia, terutama China, India, dan Indonesia, untuk bersikap dengan ikhtiar menekan Amerika Serikat dan sekutunya agar mencari jalur diplomatik baru yang bisa meredam potensi perang dunia ketiga dan perang nuklir di balik eskalasi tidak berkesudahan antara Rusia dan Ukraina.

Apakah Presiden Jokowi masih berminat menjadi peace maker-nya? Mari kita tunggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com