KYIV, KOMPAS.com - Pada 24 Februari 2022, Rusia menginvasi negara tetangganya Ukraina, yang lantas memicu konflik terburuk di Eropa itu sejak Perang Dunia II.
Sebelumnya, selama berminggu-minggu, ada banyak spekulasi tentang niat Rusia Presiden Vladimir Putin yang menumpuk pasukan besar-besaran di perbatasan.
Dan sesaat sebelum pukul 06.00 pada 24 Februari 2022, Rusia mengumumkan operasi militer di Ukraina.
Baca juga: Raja Charles III Kutuk Serangan Tak Beralasan Rusia di Ukraina
Seperti dilansir dari AFP, dalam pidato televisinya, Putin mengatakan dia bertujuan untuk mendemiliterisasi dan mende-Nazi-fikasi Ukraina.
Dia mengulangi tuduhannya yang tidak berdasar bahwa pasukan Ukraina sedang melakukan genosida di wilayah pro-Rusia yang memisahkan diri di timur.
Dia memperingatkan negara-negara Barat agar tidak datang memberi bantuan Ukraina, mengatakan bahwa mereka bisa menghadapi konsekuensi yang tak terduga.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menuduh Putin meluncurkan invasi skala penuh.
Ledakan terdengar di seluruh negeri, dari ibu kota Kyiv hingga pelabuhan Laut Hitam Odesa dan Kharkiv di perbatasan dengan Rusia.
Dalam beberapa jam, penjaga perbatasan Ukraina mengumumkan bahwa pasukan darat Rusia yang didukung oleh tank dan alat berat lainnya telah menyeberang ke Ukraina dari utara, selatan, dan timur.
Penerbangan di atas Ukraina dan dari kota-kota di Rusia selatan dibatalkan.
Baca juga: Rusia Luncurkan Pesawat Penyelamat ke Stasiun Luar Angkasa
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.