Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Invasi Ukraina, Hubungan Rusia-China Buat AS Ketar-ketir

Kompas.com - 23/02/2023, 23:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com - Jelang setahun invasi Rusia ke Ukraina, pada hari Rabu (22/2/2023), Putin menyambut diplomat top China, Wang Yi, ke Kremlin.

Keduanya mengumumkan bahwa pemimpin China Xi Jinping akan mengunjungi Rusia, dengan menambahkan bahwa hubungan kedua negara telah mencapai batas baru.

Xi diperkirakan akan menyampaikan pidato perdamaian pada hari Jumat, tetapi Ukraina mengatakan tidak akan ada pembicaraan tentang perdamaian selama pasukan Rusia menduduki wilayahnya.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-364 Serangan Rusia ke Ukraina: Menlu China ke Moskwa | Kritik Biden soal Nuklir

AS khawatir China dapat memberikan dukungan material untuk perang Rusia di Ukraina.

Dilansir dari Reuters, kantor berita TASS, mengutip Wang, mengatakan China akan dengan tegas berpegang pada posisi objektif dan tidak memihak dan memainkan peran konstruktif dalam penyelesaian politik krisis.

Hubungan antara China dan Rusia, kata Wang melalui seorang penerjemah, tidak ditujukan kepada pihak ketiga mana pun.

Tapi Wang mengatakan negara-negara itu tidak akan menyerah pada tekanan dari pihak ketiga, yang dalam hal ini adalah AS.

Rusia menguasai hampir seperlima dari Ukraina, setelah mengalami tiga kemunduran besar di medan perang tahun lalu dalam operasi militer khusus untuk melindungi keamanan Rusia.

Ukraina dan sekutu Baratnya menggambarkan invasi itu sebagai perampasan tanah gaya kekaisaran.

Dalam beberapa minggu terakhir, Rusia melancarkan serangan di Ukraina timur, tetapi hanya memperoleh keuntungan kecil meskipun mengalami beberapa kerugian besar.

Baca juga: 4 Wilayah China Alami Penurunan Populasi Asli, Kali Pertama dalam 60 Tahun

Pasukan Ukraina memukul mundur 90 serangan Rusia di timur laut dan timur selama 24 jam terakhir, kata militer pada Kamis (23/2/2022) pagi.

Pasukan Rusia menyerang dekat Kupiansk di wilayah Kharkiv dan sekitar Lyman, Bakhmut, Adviika, dan Shakhtarsk di wilayah Donetsk, di mana, menurut militer Ukraina, Rusia sedang memusatkan upaya ofensifnya.

"Di Avdiivka, pasukan Rusia berpegang teguh pada taktik mereka mendorong di satu tempat, gagal maju dan kemudian membawa cadangan untuk mencoba di tempat lain," kata analis militer Ukraina Oleh Zhdanov dalam komentar yang diposting di YouTube.

Baca juga: Usai Balon China Masuk, Kongres Usul Cara Amankan Wilayah Udara AS

"Ini hanya mungkin karena jumlah pasukan yang dapat digunakan Rusia. Mereka tidak memperhatikan kerugian mereka. Idenya adalah untuk melemahkan posisi kita, dengan sedikit memperhatikan biaya yang terlibat," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com