Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin Putuskan Rusia Tangguhkan Partisipasi dalam Perjanjian Nuklir START

Kompas.com - 22/02/2023, 06:15 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (21/2/2023) mengatakan, bahwa Moskwa akan menangguhkan partisipasi dalam perjanjian START Baru, pakta pengendalian senjata nuklir AS-Rusia terakhir yang tersisa.

Perjanjian yang ditandatangani pada 2010 tersebut berfungsi membatasi masing-masing negara untuk memiliki maksimal 1.550 hulu ledak nuklir.

Perjanjian START Baru ini sedianya akan berakhir pada tahun 2026.

Baca juga: Siapa Yevgeny Prigozhin Pendiri Grup Wagner, dan Hubungan dengan Putin

"Saya harus mengumumkan bahwa Rusia menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian START Baru," kata Putin dalam pidato kenegaraannya di depan Duma (parlemen) Rusia, dikutip dari AFP.

Putin menggaris bawahi bahwa keputusan ini tidak berarti Rusia sepenuhnya menarik diri dari perjanjian START Baru.

"Rusia tidak menarik diri dari perjanjian, tetapi menangguhkan partisipasinya," kata dia, disambut tepuk tangan dari para elit politik Rusia yang hadir.

"Tidak seorang pun boleh berada di bawah ilusi bahwa paritas strategis global dapat dilanggar," kata Putin.

Pada Selasa, dia juga menuduh AS tengah mengembangkan senjata nuklir jenis baru.

Dia memperingatkan bahwa jika Amerika Serikat melakukan uji coba senjata nuklir baru, Rusia akan melakukan hal yang sama.

Tanggapan Barat

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebut pengumuman Rusia itu sangat disayangkan dan tidak bertanggung jawab.

Baca juga: Pidato Kenegaraan Putin: Barat Melepas Jin dari Botol, Memulai Perang di Ukraina

“Kami akan mengawasi dengan cermat apa yang sebenarnya dilakukan oleh Rusia,” kata Blinken kepada para wartawan.

“Kami tentu saja akan memastikan bahwa dalam hal apa pun, kami berada dalam posisi yang tepat untuk keamanan negara kami sendiri dan sekutu-sekutu kami,” ucap dia.

Blinken juga mengatakan AS tetap siap untuk melakukan pembicaraan dengan Rusia tentang pembatasan senjata strategis kapan saja.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mendesak Putin agar mempertimbangkan kembali keputusannya.

Dia memperingatkan, lebih banyak senjata nuklir dan lebih sedikit kontrol senjata akan membuat dunia dalam bahaya.

“Selama beberapa tahun terakhir, Rusia telah melanggar dan meninggalkan perjanjian kontrol senjata utama. Dengan keputusan hari ini tentang New START, seluruh arsitektur kendali senjata telah dibongkar,” kata Stoltenberg kepada para wartawan di Brussel.

Baca juga: Masa Depan Kekuasaan Putin di Rusia Tak Pasti karena Invasi ke Ukraina

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com