Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswi Rusia Terancam Penjara 10 Tahun, Kampanye Anti-perang di Instagram

Kompas.com - 20/02/2023, 10:16 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

MOSKWA, KOMPAS.com - Seorang mahasiswi di Rusia, Olesya Krivtsova terpaksa absen dari sejumlah mata kuliah di kampusnya.

Pasalnya, mahasiswi berusia 20 tahun itu kini telah menjadi tahanan rumah. Di kakinya terpasang peranti elektronik sehingga polisi bisa memantau setiap gerak-geriknya.

Olesya ditangkap karena mengunggah konten-konten bernada antiperang di media sosial. Salah satunya terkait dengan ledakan di jembatan yang menghubungkan Rusia dengan wilayah Krimea yang mereka aneksasi, pada Oktober 2022.

Baca juga: Setahun Invasi Rusia ke Ukraina: Tentara Tewas Capai Ratusan Ribu

"Saya mengunggah Instagram story tentang jembatan itu, merefleksikan bagaimana orang-orang Ukraina senang dengan apa yang telah terjadi," kata Olesya kepada BBC

Dia juga membagikan unggahan temannya mengenai perang.

Dari situlah drama dimulai.

"Saya sedang menelepon ibu saya ketika mendengar pintu depan dibuka. Banyak polisi masuk. Mereka mengambil ponsel saya dan meneriaki saya untuk tengkurap di lantai," kenang Olesya.

Olesya dituduh membenarkan aksi terorisme dan mendiskreditkan angkatan bersenjata Rusia. Dia menghadapi ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara.

"Saya tidak pernah membayangkan ada orang yang bisa dipenjara begitu lama karena mengunggah sesuatu di internet," kata Olesya.

Baca juga: Rusia Tuduh Ukraina Rencanakan Insiden Nuklir lalu Salahkan Moskwa Jelang Pertemuan PBB

Olesya hanya diizinkan meninggalkan rumah untuk menghadiri persidangan.BBC INDONESIA Olesya hanya diizinkan meninggalkan rumah untuk menghadiri persidangan.

"Saya sudah melihat ada banyak vonis gila di Rusia, tetapi saya tidak terlalu memperhatikan dan tidak menyuarakannya," tutur dia.

Olesya, yang merupakan mahasiswa Universitas Federal Utara di Arkhangelsk, kini telah masuk ke dalam daftar resmi teroris dan ekstremis Rusia.

"Ketika saya menyadari bahwa saya dimasukkan ke dalam daftar yang sama dengan penembak sekolah dan kelompok ISIS, saya pikir itu gila," kenang dia.

Selama menjadi tahanan rumah, dia dilarang berbicara di telepon maupun online.

Olesya memiliki gambar tato yang mencolok di kaki kanannya - Presiden Rusia Vladimir Putin digambarkan sebagai laba-laba disertai tulisan yang merujuk novel 1984 karya George Orwell: "Abang besar sedang mengawasimu".

Tampaknya dalam kasus Olesya, bukan 'abang besar' yang mengawasinya, tetapi teman-teman sekolahnya.

Baca juga: Menlu AS: China Pertimbangkan Suplai Dukungan Mematikan ke Rusia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com