KYIV, KOMPAS.com – Pada 24 Februari 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi khusus dengan mengerahkan pasukannya ke Ukraina. Tentara-tentara Rusia membanjiri Ukraina dari tiga front, dari selatan, dari timur, dan dari utara.
Dari Ukraina selatan, tentara Rusia melancarkan serangan dari Crimea yang dicaplok. Laut Hitam juga menjadi pijakan Moskwa. Sedangkan di Ukraina timur, pasukan Rusia datang dari wilayah yang dikuasai pasukan separatis pro-Moskwa.
Di sisi lain, yakni di utara, pasukan Moskwa berangkat dari Belarus yang berencana langsung menusuk ibu kota Ukraina, Kyiv, tapi ditangkis. Serangan-serangan udara dan rudal juga menghujani beberapa kota Ukraina.
Baca juga: Rusia Tuduh Ukraina Rencanakan Insiden Nuklir lalu Salahkan Moskwa Jelang Pertemuan PBB
Sejak saat itu, perang terus berkecamuk hingga bulan ini, Februari 2023. Beberapa hari lagi, invasi Rusia ke Ukraina tepat berusia satu tahun pada 24 Februari tahun ini.
Di awal-awal invasi, pasukan Rusia berhasil merebut beberapa wilayah Ukraina. Capaian besar yang pernah diraih Moskwa adalah menguasai lebih dari 25 persen atau seperempat wilayah Ukraina pada Juli 2022.
Akan tetapi, luas wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia tersebut terus menyusut dari waktu ke waktu karena berbagai kekalahan. Bahkan ketika Moskwa mengumumkan pencaplokan empat wilayah Ukraina, yaitu Luhansk, Donetsk, Kherson dan Zaporizhzhia, Rusia tidak benar-benar menguasai 100 persen wilayah itu.
Hingga saat ini, ketika perang di Ukraina hampir genap berusia setahun, ratusan ribu prajurit yang terjun berperang di Ukraina telah tewas.
Kedua belah pihak mengeklaim telah menewaskan ribuan personel pasukan musuh. Beberapa pihak juga melaporkan korban tewas dari perang Rusia-Ukraina. Akan tetapi, klaim-klaim tersebut sulit diverifikasi kebenarannya.
Dilansir dari AFP, pada 14 Februari, Norwegia memperkirakan bahwa perang di Ukraina telah menewaskan atau melukai sekitar 180.000 personel. Sedangkan di pihak Kyiv, perang menewaskan atau melukai sekitar 100.000 tentara.
Baca juga: Menlu AS Peringatkan Menlu China agar Tak Bantu Rusia di Ukraina
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.