Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapan Rusia Usai AS Nyatakan Moskwa Lakukan Kejahatan Kemanusiaan di Ukraina

Kompas.com - 19/02/2023, 19:39 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Rusia memberikan tanggapan setelah Amerika Serikat secara resmi menyatakan bahwa Moskwa telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan di Ukraina.

Pada Minggu (19/2/2023), Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, menyebut Washington sedang berusaha menjelekkan Moskwa dan memicu krisis di Ukraina dengan tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Pada Sabtu (18/2/2023), Pemerintahan Biden secara resmi menyimpulkan bahwa Moskwa telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan ketika Ruia melakukan invasi ke Ukraina sejak setahun lalu.

Baca juga: AS Resmi Nyatakan Rusia Telah Lakukan Kejahatan terhadap Kemanusiaan di Ukraina

 

Hal itu diumumkan oleh Wakil Presiden AS Kamala Harris saat hadir dalam Konferensi Keamanan Munich di Jerman.

"Kami menganggap sindiran seperti itu sebagai upaya baru untuk menjelekkan Rusia dalam kerangka perang hibrida yang dilancarkan terhadap kami," kata Dubes Anatoly Antonov dalam sebuah pernyataan di platform pesan Telegram Kedutaan Besar Rusia.

"Tidak ada keraguan bahwa tujuan serangan semacam itu oleh Washington adalah untuk membenarkan tindakannya sendiri untuk memicu krisis Ukraina," tambah dia, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Menurut Pemerintah AS, organisasi yang didukung oleh Badan Pembangunan Internasional AS telah mendokumentasikan lebih dari 30.000 insiden kejahatan perang sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

Sementara itu, pejabat Ukraina mengatakan, sedang menyelidiki penembakan yang terjadi di Kota Bakhmut pada hari Kamis (16/2/2023) sebagai kemungkinan dari kejahatan perang.

Baca juga: Zelensky Yakin Rusia Akan Menginvasi Negara Lain, Tak Berhenti di Ukraina

Komisi Penyelidikan Ukraina yang didukung PBB menyampaikan telah mengidentifikasi kejahatan perang, tetapi belum menyimpulkan apakah itu termasuk kejahatan terhadap kemanusiaan.

Hari Jumat pekan depan akan menandai satu tahun usia perang Rusia-Ukraina.

Rusia meluncurkan invasi yang mereka sebut sebagai "operasi militer khusus" untuk "denazifikasi" dan "demiliterisasi" Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan sekutu Barat menyebut invasi sebagai perampasan tanah imperialistik yang tidak beralasan.

Perang Rusia-Ukraina telah membunuh puluhan ribu orang, menyengsarakan jutaan orang, memukul ekonomi global, dan membuat Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi paria di Barat.

Kremlin telah mengintensifkan operasi di wilayah luas Ukraina selatan dan timur. 

Serangan besar baru oleh pasukan Rusia pun telah coba diantisipasi oleh Ukraina.

Amerika Serikat dan sekutunya sendiri telah memberi Ukraina senjata yang kian canggih, termasuk tank tempur modern.

Dalam beberapa hari terakhir, para pemimpin Barat bahkan telah membahas kemungkinan pengiriman lebih banyak bantuan ke Ukraina pada serangkaian pertemuan di Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com