Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan: Gempa di Turkiye Sama Kuatnya dengan Ledakan Bom Atom

Kompas.com - 15/02/2023, 14:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

ANKARA, KOMPAS.com – Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mengatakan, gempa kuat yang mengguncang negaranya dan Suriah pada 6 Februari sama besarnya dengan ledakan bom atom.

Hal tersebut disampaikan Erdogan pada Selasa (14/2/2023), sebagaimana dilansir Reuters.

Erdogan menuturkan, akibat gempa bumi ini, ratusan ribu bangunan rusak dan tidak dapat dihuni di seluruh Turkiye selatan.

Baca juga: Korban Gempa Turkiye: Keluarga Saya Masih Tertimbun, tapi Petugas Penyelamat Sudah Pergi

Dia menambahkan, negara mana pun akan menghadapi masalah yang sama seperti yang Turkiye alami jika diguncang gempa sekuat itu.

Menurut laporan terbaru hingga Selasa, jumlah korban tewas akibat gempa di Turkiye dan Suriah mencapai 41.232 jiwa.

Jumlah itu terdiri dari 35.418 orang yang tewas di Turkiye dan 5.814 orang yang tewas di Suriah, menurut laporan Reuters.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, di tengah upaya pencarian dan penyelamatan, kerusuhan dilaporkan pecah di Turkiye selatan.

Baca juga: UPDATE Gempa Turkiye dan Suriah, 41.232 Orang Tewas, Bentrokan Pecah

Tim SAR Jerman dan tentara Austria sampai menghentikan operasi pencarian pada Sabtu (11/2/2023) karena terjadi bentrokan antara kelompok yang tidak disebutkan namanya.

Keamanan diperkirakan akan memburuk karena persediaan makanan berkurang, kata seorang penyelamat.

Hampir 50 orang telah ditangkap karena menjarah dan beberapa senjata disita, lapor media lokal.

Seorang juru bicara militer Austria mengatakan pada Sabtu bahwa bentrokan antara kelompok tak dikenal di Provinsi Hatay telah menyebabkan puluhan personel dari Unit Penanggulangan Bencana Pasukan Austria mencari perlindungan di sebuah kamp dengan organisasi internasional lainnya.

Baca juga: Gelombang Kedua Bantuan Indonesia untuk Gempa Turkiye Sudah Tiba

“Ada peningkatan agresi antarfaksi di Turkiye. Peluang menyelamatkan nyawa tidak memiliki hubungan yang masuk akal dengan risiko keselamatan,” kata Letnan Kolonel Pierre Kugelweis dalam sebuah pernyataan, dikutip dari BBC.

Beberapa jam setelah Austria menghentikan upaya penyelamatannya, Kementerian Pertahanan Austria mengatakan bahwa tentara Turkiye telah turun tangan untuk memberikan perlindungan sehingga operasi penyelamatan dilanjutkan.

Kelompok pencarian dan penyelamatan ISAR cabang Jerman dan Badan Federal untuk Bantuan Teknis (TSW) Jerman juga menghentikan operasi, dengan alasan masalah keamanan.

“Semakin banyak laporan bentrokan antara faksi yang berbeda, tembakan juga telah dilepaskan,” kata juru bicara ISAR, Stefan Heine.

Baca juga: Pria Korban Gempa Suriah Kehilangan 30 Anggota Keluarganya, Baru Ketemu 10

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com