Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Tewas karena Virus Marburg, WHO Gelar Rapat Urgen

Kompas.com - 15/02/2023, 10:46 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

MALABO, KOMPAS.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggelar pertemuan urgen pada Selasa (14/2/2023) sebagai respons atas wabah virus Marburg yang mematikan di Afrika.

Dilansir dari New York Post, sedikitnya sembilan orang meninggal karena wabah virus Marburg baru-baru ini di Afrika.

Pada Senin (13/2/2023), Ekuatorial Guinea mengumumkan adanya wabah virus Marburg pertama kalinya di negara tersebut.

Baca juga: Wabah Virus Marburg Muncul di Afrika, 200 Orang Dikarantina, Kematian Capai 88 Persen

Virus Marburg adalah salah satu penyakit paling mematikan. Virus ini menyebabkan demam berdarah dengan rasio kematian hingga 88 persen, jauh lebih mematikan daripada Ebola, menurut WHO.

WHO menuturkan, virus Marburg dapat menular melalui kontak langsung seperti cairan tubuh orang yang terinfeksi atau bisa melalui medium lain seperti seprai atau pakaian.

“Marburg sangat menular. Berkat tindakan cepat dan tegas oleh otoritas Ekuatorial Guinea dalam mengonfirmasi penyakit tersebut, tanggap darurat dapat dilakukan dengan cepat sehingga kami menyelamatkan nyawa dan menghentikan virus sesegera mungkin,”kata Direktur Regional WHO untuk Afrika Matshidiso Moeti.

Sampel kasus virus Marburg dari Ekuatorial Guinea dikirim ke laboratorium di Senegal untuk dicari asal-usul wabah.

Sejauh ini, sembilan orang dari 16 suspek kasus virus Marburg meninggal dunia.

Baca juga: Virus Marburg Tewaskan Warga Ghana, Virus Apa Itu dan Apakah Bisa Dihindari?

Gejala virus Marburg

WHO menuturkan, gejala utama dari infeksi virus Marburg adalah demam berdarah parah selama tujuh hari.

Setelah terinfeksi selama beberapa hari, pasien menunjukkan beberapa ciri-ciri seperti mata cekung, wajah tanpa ekspresi, dan kelesuan ekstrem.

Kematian akibat virus Marburg biasanya juga terkait dengan gejala lain seperti adanya darah di muntahan dan tinja pasien. Selain itu, muncul pendarahan dari hidung, gusi, dan vagina.

WHO mengatakan, pihaknya sedang mengirim ahli medis serta peralatan pelindung untuk membantu upaya pengekangan wabah virus Marburg di Ekuatorial Guinea.

Baca juga: Guinea Nyatakan Wabah Virus Mematikan Marburg Resmi Berakhir

Di negara tetangga Ekuatorial Guinea, Kamerun, kasus suspek virus Marburg terdeteksi pada Senin di Olamze, sebuah komune di perbatasan dengan Ekuatorial Guinea.

Saat ini, belum ada vaksin atau obat antivirus untuk virus Marburg.

Marburg membunuh 90 persen dari 252 orang yang terinfeksi pada 2004 dalam wabah di Angola. Tahun 2022, ada dua laporan kematian karena virus Marburg di Ghana.

Virus Marburg pertama kali diidentifikasi pada 1967 di Marburg, Jerman dan Beograd, Serbia.

Baca juga: Afrika Barat Hadapi Ancaman 3 Wabah Virus Sekaligus: Covid-19, Ebola, dan Marburg

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com