"Kami menggali tanpa tidur, berharap seseorang masih hidup," katanya, meskipun dalam hati ia tahu kemungkinannya kecil.
"Ini perasaan yang tidak bisa saya gambarkan, sebuah tragedi," lanjutnya, "Kami orang-orang yang sial dalam segala hal."
Gempa Suriah meratakan seluruh blok bangunan di Besnaya.
Lusinan penduduk, prajurit, dan penyelamat berkumpul di atas reruntuhan, menggali puing-puing dan memanggil siapa pun di bawahnya dengan harapan seseorang akan merespons.
Mereka menangis terharu ketika menyelamatkan seseorang selamat, dan menghibur keluarga yang cemas menunggu kabar tentang kerabat yang terperangkap.
Baca juga: Ribuan Orang Ingin Adopsi Aya, Bayi yang Lahir di Bawah Puing-puing Gempa Suriah
Sekitar 20 kilometer ke selatan, di desa Ramadiya, Ayman Diri menangis saat mencari saudara laki-laki dan delapan keponakannya di reruntuhan.
Setelah menggali selama berjam-jam, tim penyelamat mengeluarkan jasad keponakannya yang berusia 12 tahun.
Diri menolak menyerah dan berharap seseorang mungkin masih hidup, terutama setelah dia berhasil menyelamatkan orang lain yang terperangkap di bawah bangunan ambruk dengan bantuan penyelamat.
"Yang bisa kami lakukan hanyalah berharap yang terbaik... meski kami bisa melihat keadaan bangunannya," katanya sambil menatap pecahan beton.
"Semoga Tuhan mengampuni saudaraku, baik dia hidup maupun mati."
Baca juga: Derita Warga Suriah: Mengungsi karena Perang, Kini Lari dari Gempa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.