Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/02/2023, 13:16 WIB

Penulis: VOA Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dan Malaysia, produsen minyak sawit terbesar dunia, berencana mengirim utusan bersama ke Uni Eropa untuk membahas dampak undang-undang deforestasi baru blok itu terhadap sektor minyak sawit.

Langkah ini diungkapkan para menteri yang bertanggung jawab mengurus industri sawit di kedua negara itu, Kamis (9/2/2023)

Uni Eropa pada Desember 2022 menyetujui undang-undang deforestasi yang mewajibkan perusahaan-perusahaan membuat pernyataan uji tuntas yang menunjukkan kapan dan di mana komoditas mereka diproduksi dan memberikan informasi yang "dapat diverifikasi" bahwa kelapa sawit tidak ditanam di lahan yang digunduli setelah tahun 2020, atau berisiko terkena denda yang besar.

Baca juga: Malaysia Nyatakan Akan Terus Gandeng Indonesia Lawan Kritik UE Terkait Minyak Sawit

Peraturan tersebut disambut baik oleh para pencinta lingkungan sebagai langkah penting untuk melindungi hutan karena deforestasi bertanggung jawab atas sekitar 10 persen emisi gas rumah kaca global.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Kamis bertemu dengan Menteri Komoditas Malaysia Fadillah Yusof untuk membahas langkah-langkah selanjutnya.

“Kami sepakat untuk mengirim misi bersama ke Uni Eropa untuk berkomunikasi dan untuk mencegah konsekuensi yang tidak diinginkan dari peraturan-peraturan di sektor kelapa sawit, dan untuk mencari kemungkinan pendekatan kolaboratif," kata Airlangga kepada wartawan.

Indonesia dan Malaysia menuduh Uni Eropa menerapkan kebijakan diskriminatif yang menarget minyak sawit.

Baca juga: Malaysia Ancam Setop Ekspor Minyak Sawit ke Eropa, Ajak Indonesia Bertindak

Para diplomat Uni Eropa membantah blok itu berusaha melarang impor minyak kelapa sawit dan mengatakan undang-undang itu berlaku sama untuk komoditas yang diproduksi di mana pun. Uni Eropa adalah pasar minyak sawit terbesar ketiga bagi kedua negara.

Setelah bertemu dengan Airlangga, Fadillah mengatakan bahwa para produsen minyak sawit telah menerapkan langkah-langkah keberlanjutan dan industri tersebut sangat penting untuk mendukung kesejahteraan para petani kecil.

Utusan-utusan yang dikirim ke Uni Eropa juga akan berusaha memastikan para pembeli bahwa sertifikasi keberlanjutan yang diperkenalkan oleh Indonesia dan Malaysia, masing-masing dikenal sebagai ISPO dan MSPO, telah memenuhi standar internasional.

Baca juga: Jokowi-Anwar Ibrahim Bertemu, Sepakat Lawan Diskriminasi terhadap Sawit

Malaysia mengatakan bulan lalu dapat menghentikan ekspor minyak sawit ke Uni Eropa sebagai tanggapan atas undang-undang deforestasi itu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Airlangga mengatakan, isu boikot ekspor itu tidak diangkat dalam rapat Kamis. "Penghentian ekspor tidak dibahas, itu bukan pilihan," katanya.

Artikel ini pernah tayang di VOA Indonesia dengan judul Bahas UU Deforestasi, Indonesia, Malaysia Kirim Utusan Minyak Sawit ke Uni Eropa.

Baca juga: PM Malaysia Anwar Ibrahim ke Indonesia Temui Jokowi, Bahas Sawit hingga Kudeta Myanmar

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pilpres Turkiye Putaran Kedua Digelar Hari Ini, Erdogan Diperkirakan Menang

Pilpres Turkiye Putaran Kedua Digelar Hari Ini, Erdogan Diperkirakan Menang

Global
Pria Inggris Dipenjara Seumur Hidup karena Gabung ISIS

Pria Inggris Dipenjara Seumur Hidup karena Gabung ISIS

Global
Rangkuman Hari Ke-458 Serangan Rusia ke Ukraina: Permintaan Rudal Taurus | Tuduhan Iran

Rangkuman Hari Ke-458 Serangan Rusia ke Ukraina: Permintaan Rudal Taurus | Tuduhan Iran

Global
Ukraina Minta Jerman Sediakan Rudal Taurus dengan Jangkauan 500 Km

Ukraina Minta Jerman Sediakan Rudal Taurus dengan Jangkauan 500 Km

Global
Perbatasan Rusia Diserang Lagi, Drone Tembaki Sejumlah Wilayah

Perbatasan Rusia Diserang Lagi, Drone Tembaki Sejumlah Wilayah

Global
Iran Tuduh Ukraina Manfaatkan Teheran untuk Dapat Dukungan Barat

Iran Tuduh Ukraina Manfaatkan Teheran untuk Dapat Dukungan Barat

Global
[UNIK GLOBAL] 'Resign' untuk Keliling Dunia | Foto Ledakan Pentagon Buatan AI

[UNIK GLOBAL] "Resign" untuk Keliling Dunia | Foto Ledakan Pentagon Buatan AI

Global
Menang Jackpot Besar, Pria AS Diperkarakan Dituduh Curi Lotre Orang Lain

Menang Jackpot Besar, Pria AS Diperkarakan Dituduh Curi Lotre Orang Lain

Global
Wanita Ini Jual Apartemen demi Berlayar Keliling Dunia, Ternyata Tak jadi Berangkat...

Wanita Ini Jual Apartemen demi Berlayar Keliling Dunia, Ternyata Tak jadi Berangkat...

Global
FBI Rilis File Rencana Pembunuhan Ratu Elizabeth II oleh Simpatisan Irlandia

FBI Rilis File Rencana Pembunuhan Ratu Elizabeth II oleh Simpatisan Irlandia

Global
Otoritas Inggris Larang Pria Ini Pelihara Hewan Seumur Hidup, Ini Alasannya

Otoritas Inggris Larang Pria Ini Pelihara Hewan Seumur Hidup, Ini Alasannya

Global
Terungkap Alasan Pria Buka Pintu Darurat Asiana Airlines saat Penerbangan

Terungkap Alasan Pria Buka Pintu Darurat Asiana Airlines saat Penerbangan

Global
Bocah 11 Tahun Telepon 911 Minta Bantuan, Malah Ditembak Polisi yang Datang

Bocah 11 Tahun Telepon 911 Minta Bantuan, Malah Ditembak Polisi yang Datang

Global
Protes Gaji Tak Dibayar, 3 Penjaga Keamanan Piala Dunia Masih Ditahan di Qatar

Protes Gaji Tak Dibayar, 3 Penjaga Keamanan Piala Dunia Masih Ditahan di Qatar

Global
Rishi Sunak Peringatkan Kemungkinan Resesi Inggris pada 2024

Rishi Sunak Peringatkan Kemungkinan Resesi Inggris pada 2024

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+