Nair Amer bertekad untuk mencegah pemuda Muslim tumbuh dalam lingkaran setan kekerasan. Saat menjabat sebagai staf di Komite Kesejahteraan dan Rekonsiliasi Otoritas Transisi Bangsa Moro, yang mengumpulkan data tentang perang klan yang sedang berlangsung, sekaligus menengahi negosiasi antar klan yang berkonflik.
Norhaifah Esmail (21) telah melihat dampak rido terhadap Muslimah muda seperti dirinya. Mereka diberitahu untuk tidak bersekolah karena risiko keselamatan.
"Sedih mengingat gara-gara rido, ada perempuan yang terpaksa mengubah arah hidupnya, hanya demi keselamatan mereka,” katanya kepada DW.
Baca juga: Harga Bawang di Filipina Jadi Jauh Lebih Mahal dari Daging, Ini Penyebabnya
Pemerintah daerah melalui Kementerian Keamanan dan Ketertiban Umum, MPOS, berperan aktif dalam melembagakan metode mediasi konflik untuk membantu keluarga yang bertikai mencapai gencatan senjata. Bantuan keuangan dan hukum juga diberikan untuk memastikan perdamaian bisa berkelanjutan.
Administrator Provinsi Maguindanao del Sur Cyrus Torrena mengatakan kepada DW bahwa dia yakin metode ini akan berhasil meredam rido dan mencegahnya menyebar ke bentuk kekerasan lain, seperti ekstremisme kekerasan.
"Jika Anda bisa menyelesaikan konflik antar keluarga, antar klan, Anda juga bisa menyelesaikan konflik dan masalah lain di provinsi ini," kata Torrena.
Baca juga: Pengamat: Filipina Termasuk Pemasok Utama Senpi yang Dipakai KKB di Papua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.