Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentagon: Beijing Tolak Telepon untuk Bahas Balon Mata-mata China

Kompas.com - 08/02/2023, 15:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Juru bicara Kementerian Pertahanan Amerika Serikat pada Selasa (7/2/2023) mengatakan, Beijing menolak permintaan panggilan aman antara Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menhan China untuk membahas balon mata-mata.

Permintaan telepon tersebut dilakukan pada hari AS menembak jatuh obyek yang disebutnya balon mata-mata China.

"Pada Sabtu, 4 Februari, segera setelah mengambil tindakan untuk menurunkan balon RRC (Republik Rakyat China), DOD (Department of Defense/Kemenhan) mengajukan permintaan panggilan aman antara Menteri Austin dan Menteri Pertahanan Nasional RRC Wei Fenghe," kata jubir yaitu Brigadir Jenderal Pat Ryder.

Baca juga: Insiden Balon Mata-mata China Picu Perpecahan Politik di AS

"Sayangnya, RRC menolak permintaan kami. Komitmen kami untuk membuka jalur komunikasi akan terus berlanjut," tambah Ryder, dikutip dari kantor berita AFP.

China mengeklaim, balon itu adalah alat observasi cuaca yang salah arah tanpa tujuan militer, tetapi AS menyebutnya sebagai kendaraan mata-mata yang canggih di ketinggian.

Setelah perlahan-lahan melintasi bagian tengah Amerika Serikat dan dilaporkan melewati beberapa situs militer rahasia, balon itu menuju ke pantai timur lokasinya ditembak jatuh pesawat pada Sabtu (4/2/2023).

Insiden balon tersebut meningkatkan ketegangan Washington dan Beijing, sehingga Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membatalkan perjalanan yang jarang terjadi ke Beijing.

Pada Senin (6/2/2023), Presiden Joe Biden membela keputusan untuk menunggu sampai balon melintasi negara untuk menurunkannya, dengan mengatakan Departemen Pertahanan menyimpulkan bahwa yang terbaik adalah melakukannya di atas air.

Baca juga:

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby pada hari yang sama mengatakan, langkah-langkah yang diambil adalah untuk mengurangi kemampuan balon itu memata-matai selama terbang.

"Pada saat yang sama meningkatkan kemampuan kami untuk mengumpulkan intelijen dan informasi darinya," imbuh Kirby.

Balon tersebut tingginya mencapai 200 kaki (60 meter) dan membawa muatan seberat beberapa ribu pound yang kira-kira seukuran pesawat jet regional, katanya.

Sementara itu, Jenderal Glen VanHerck selaku kepala Komando Utara AS berujar, puing-puing balon China akan dipelajari dengan cermat.

"Saya tidak tahu ke mana puing-puing itu akan dibawa untuk analisis akhir, tetapi saya akan memberitahu Anda bahwa intel bersama penegak hukum yang bekerja di bawah kontraintelijen akan memeriksanya dengan baik," ucap dia.

Baca juga: AS Tembak Jatuh Balon Mata-mata China di Atlantik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com