Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 08/02/2023, 11:21 WIB

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (7/2/2023) mengumumkan keadaan darurat tiga bulan di 10 provinsi yang dilanda gempa bermagnitudo 7,8.

Upaya penyelamatan di wilayah terpencil dekat Suriah itu terkendala badai musim dingin yang dahsyat. Beberapa jalan tidak dapat dilalui sehingga memperlambat pengiriman makanan dan bantuan.

Erdogan mengatakan, serangkaian tindakan darurat akan diambil untuk memasok bantuan kemanusiaan dan keuangan ke daerah-daerah yang terdampak gempa Turkiye.

Baca juga: Kronologi Mengapa Gempa di Turkiye Terjadi dan Perkembangan Terkini

"Kami mengumumkan keadaan darurat untuk memastikan upaya (penyelamatan dan pemulihan) kami dapat dilakukan dengan cepat," kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi, dikutip dari kantor berita AFP.

"Kami segera menyelesaikan proses presidensial dan parlementer terkait keputusan ini, yang akan mencakup 10 provinsi terkena gempa dan akan berlangsung selama tiga bulan," lanjutnya.

Pemerintah Erdogan berada di bawah tekanan yang meningkat di media sosial karena para pengkritiknya menuding respons dia lambat menangani korban gempa bumi terbesar di Turkiye dalam hampir satu abad.

Baca juga:

Angka terbaru pada Rabu (8/2/2023) pagi WIB menunjukkan korban gempa Turkiye mencapai 5.894 orang di Turkiye dan 1.932 di Suriah baik yang dikuasai pemerintah maupun pemberontak. Totalnya 7.826.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan mengatakan, pemerintahnya akan mengirim lebih dari 50.000 pekerja bantuan ke daerah itu dan mengalokasikan 100 miliar lira (Rp 80,2 triliun) untuk bantuan keuangan.

Penanganan Erdogan atas bencana alam terbesar dalam dua dekade pemerintahannya akan sangat penting menjelang pemilihan parlemen dan presiden yang diperebutkan dengan ketat pada 14 Mei 2023.

Baca juga: Erdogan Majukan Pemilu Turkiye 1 Bulan, Waktu Oposisi Menipis

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Mantan Presiden Rusia Ancam Luncurkan Rudal Hipersonik ke ICC karena Terbitkan Perintahkan Tangkap Putin

Mantan Presiden Rusia Ancam Luncurkan Rudal Hipersonik ke ICC karena Terbitkan Perintahkan Tangkap Putin

Global
9 Warga China Ditembak Mati di Tambang Emas Afrika Tengah, Pemberontak Tuding Ulah Wagner

9 Warga China Ditembak Mati di Tambang Emas Afrika Tengah, Pemberontak Tuding Ulah Wagner

Global
20 Tahun Invasi AS ke Irak: Getirnya Masih Terasa Sampai Kini, Alasan Perang Bohong Belaka

20 Tahun Invasi AS ke Irak: Getirnya Masih Terasa Sampai Kini, Alasan Perang Bohong Belaka

Global
Xi Jinping Tiba di Moskwa Disambut Putin, Ini Agenda Kunjungannya

Xi Jinping Tiba di Moskwa Disambut Putin, Ini Agenda Kunjungannya

Global
Soal Perintah Penangkapan Putin, Kremlin: Jelas Tanda Permusuhan

Soal Perintah Penangkapan Putin, Kremlin: Jelas Tanda Permusuhan

Global
Curhat WN Ukraina di Bali soal Wacana Pencabutan Visa on Arrival

Curhat WN Ukraina di Bali soal Wacana Pencabutan Visa on Arrival

Global
Parlemen Thailand Dibubarkan Raja, Pemilu Segera Digelar

Parlemen Thailand Dibubarkan Raja, Pemilu Segera Digelar

Global
Mengenal Apa Itu Willow Project dan Kenapa Jadi Kontroversi di Alaska

Mengenal Apa Itu Willow Project dan Kenapa Jadi Kontroversi di Alaska

Global
Mantan Presiden Taiwan Akan Kunjungi China, Lawatan Perdana dalam 70 Tahun

Mantan Presiden Taiwan Akan Kunjungi China, Lawatan Perdana dalam 70 Tahun

Global
China Angkat Suara soal Perintah Penangkapan Putin dari ICC

China Angkat Suara soal Perintah Penangkapan Putin dari ICC

Global
Sejarah Hubungan Rusia dan China pada Masa Xi Jinping dan Putin

Sejarah Hubungan Rusia dan China pada Masa Xi Jinping dan Putin

Internasional
Raja Salman Undang Presiden Iran Kunjungi Arab Saudi, Disambut dengan Baik

Raja Salman Undang Presiden Iran Kunjungi Arab Saudi, Disambut dengan Baik

Global
NYPD Sudah Siap jika New York Rusuh Usai Trump Ditangkap

NYPD Sudah Siap jika New York Rusuh Usai Trump Ditangkap

Global
Makin Panas, Kim Jong Un Perintahkan Korea Utara Siap Luncurkan Serangan Nuklir Kapan Pun

Makin Panas, Kim Jong Un Perintahkan Korea Utara Siap Luncurkan Serangan Nuklir Kapan Pun

Global
Xi Jinping Akan Temui Putin di Rusia, Ukraina Cemas

Xi Jinping Akan Temui Putin di Rusia, Ukraina Cemas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+