Penulis: VOA Indonesia
WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Perpecahan politik partisan dengan cepat terjadi hari Minggu (5/2/2023) terkait langkah Amerika menembak jatuh balon mata-mata China.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mempertahankan langkah yang dilakukan di lepas pantai Samudera Atlantik, sementara Partai Republik menilai balon itu sedianya ditembak jatuh lebih dari seminggu lalu sebelum terbang melintasi instalasi militer utama di seluruh Amerika.
Menteri Transportasi Pete Buttigieg dalam program “State of the Union” di stasiun televisi CNN mengatakan pengerahan balon oleh China itu merupakan “intrusi yang tidak dapat diterima terhadap kedaulatan Amerika.”
Baca juga: Huru-hara Balon Terbang, AS dan China Kembali Geger
Namun ditambahkannya, militer Amerika – atas perintah Presiden Joe Biden Rabu pekan lalu (1/2/2022) – telah menembak jatuh balon itu pada Sabtu (4/2) tanpa menimbulkan dampak pada properti atau orang, setelah mengkaji risiko yang ditimbulkan” jika melakukannya di daratan Amerika.
“Ini dilakukan dengan cara-cara yang sangat efektif,” ujarnya.
Puing-puing serangan rudal pada balon, yang melayang di ketinggian lebih dari 18.000 meter itu mendarat sekitar 10 kilometer dari garis pantai negara bagian South Carolina di selatan Amerika. Buttigieg mengatakan puing-puing itu membentang lebih dari 11 kilometer.
Kapal Angkatan Laut Amerika mengumpulkan puing-puing itu dari laut, dan kemudian mengirimnya ke laboratorium Biro Penyidik Federal FBI di luar Washington DC untuk dilakukan analisa lebih lanjut.
Baca juga: China Kecam AS Tembak Jatuh Balon, Sebut Reaksi Berlebihan
Anggota-anggota parlemen dari Partai Republik mengecam Biden karena tidak menembak jatuh balon itu ketika pertama kali terlihat pada 28 Januari lalu di Kepulauan Aleutian, di barat laut negara bagian Alaska, dibandingkan membiarkannya melayang dari barat ke timur selama satu minggu di seluruh daratan Amerika, termasuk melintasi banyak pangkalan militer.
China mengatakan, balon itu mengumpulkan data meteorologi dan didorong oleh arus angin hingga melintas ke Amerika. Namun Amerika menepis itu sebagai kedok untuk misi pengumpulan informasi intelijen. China belum mengatakan ke mana tujuan balon tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.