Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Makin Terkepung, AS Dapat Akses 4 Pangkalan Militer Filipina

Kompas.com - 02/02/2023, 15:16 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber CNN,BBC

MANILA, KOMPAS.comAS telah mengamankan akses ke empat pangkalan militer tambahan di Filipina, lapor BBC, Kamis (2/2/2023).

Melalui kesepakatan ini, lengkap sudah formasi pemantauan AS terhadap China di beberapa tempat yang menyerupai busur.

Formasi AS ini membentang dari Jepang dan Korea Selatan di utara hingga Australia di selatan. Dan Filipina adalah mata rantai yang melengkapi formasi ini.

Baca juga: Pemerintah Okinawa Minta Pembangunan Pangkalan AS Disetop, Pengadilan Jepang Menolak

Filipina adalah lokasi yang sangat strategis karena berbatasan dengan dua wilayah yang panas yakni Taiwan dan Laut China Selatan.

Sejauh ini, AS memiliki akses terbatas ke lima lokasi di Filipina di bawah Perjanjian Kerjasama Pertahanan yang Ditingkatkan (EDCA).

Menurut pernyataan dari AS, akses tambahan ke empat pangkalan militer memungkinkan dukungan yang lebih cepat untuk bencana terkait kemanusiaan dan iklim di Filipina dan menanggapi "tantangan bersama lainnya".

BBC melaporkan, “tantangan bersama lainnya” yang dimaksud AS merupakan referensi terselubung untuk menangkal China di wilayah tersebut.

Baca juga: Kim Jong Un Pamerkan Nuklir Hipersonik yang Bisa Hantam Pangkalan AS dalam Pawai Militer Terbaru

Pernyataan tersebut muncul setelah Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin bertemu dengan Presiden Filipina Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr di Manila pada Kamis.

AS belum mengatakan di mana empat pangkalan terbaru tersebut. Akan tetapi, diyakini bahwa tiga di antaranya mungkin berada di Luzon.

Luzon adalah pulau di tepi utara Filipina, satu-satunya daratan besar yang dekat dengan Taiwan.

Direktur Program Asia Tenggara Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Gregory B Poling, mengatakan bahwa Filipina adalah titik yang penting.

Baca juga: Muncul Kabar Ledakan di Pangkalan AS, Kelompok Pemberontak Membantah

“Tidak ada kemungkinan di Laut China Selatan yang tidak membutuhkan akses ke Filipina,” kata Poling.

“AS tidak mencari pangkalan permanen. Ini tentang tempat, bukan pangkalan,” sambung Poling.

Poling menambahkan, AS mencari akses ke tempat-tempat di mana operasi ringan dan fleksibel yang melibatkan perbekalan dan pengawasan dapat dijalankan sesuai kebutuhan.

Dilansir dari CNN, lima pangkalan yang diperoleh akses di Filipina adalah Pangkalan Udara Cesar Basa, Fort Magsaysay, Pangkalan Udara Lumbia, Pangkalan Udara Antonio Bautista, dan Pangkalan Udara Mactan Benito Ebuen.

Baca juga: Terbang di Atas Pangkalan AS di Irak, 2 Drone Dihancurkan

Beberapa pejabat pertahanan AS mengatakan kepada CNN awal pekan ini bahwa Washington berusaha untuk memperluas aksesnya ke pangkalan-pangkalan di Filipina dengan fokus ke China.

Dan pekan lalu, Korps Marinir AS secara resmi membuka pangkalan baru yang mampu menampung 5.000 personel di Guam, pulau AS yang penting secara strategis di timur Filipina.

Bertambahnya akses AS ke empat pangkalan militer di Filipina akan memberi pasukan Washington pijakan strategis di tenggara Laut China Selatan, dan hanya 231 km selatan Taiwan.

Baca juga: Pangkalan Militer Turkiye di Irak Dihantam 8 Roket

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN,BBC
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Global
AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

Global
Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Global
Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com