KOMPAS.com - Perang Rusia-Ukraina memasuki hari ke-343 pada Rabu (1/2/2023), ditandai dengan komentar Polandia yang mengaku siap mengirim jet tempur F-16 jika bersama NATO.
Sementara itu, Kremlin mengomentari pengiriman senjata jarak jauh dari Barat ke Ukraina, dan menuduh Amerika Serikat melanggar perjanjian kontrol senjata.
Berikut rangkuman perang Rusia-Ukraina terkini yang dapat Anda baca di bawah ini.
Kremlin pada Rabu (1/2/2023) mengatakan, setiap kiriman senjata jarak jauh dari negara-negara Barat ke Ukraina tidak akan mengubah jalannya pertempuran.
Belakangan ini, Kyiv meminta para sekutu militernya mengirim jet tempur dan rudal modern dengan jangkauan lebih jauh untuk menyerang target lebih dalam di wilayah-wilayah yang dikuasai Rusia.
"Ini cara langsung untuk memicu ketegangan dan meningkatkan level (pertempuran). Upaya dari kami akan lebih besar. Tapi sekali lagi, itu tidak akan mengubah jalannya peristiwa," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, dikutip dari kantor berita AFP.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: AS Tuding Rusia Bahayakan Kontrol Senjata Nuklir, Ini Alasannya
Polandia siap memasok jet tempur F-16 ke Ukraina jika keputusan itu diambil bersama para sekutu Barat, kata Perdana Menteri Mateusz Morawiecki pada Rabu (1/2/2023).
“Jika ini adalah keputusan seluruh NATO, saya akan mengirim jet tempur ini,” ujar Morawiecki dalam wawancara dengan harian Jerman Bild.
“Penilaian saya didasarkan pada apa yang diputuskan bersama oleh negara-negara NATO,” lanjut pemimpin Polandia itu.
Menurutnya, para sekutu Barat harus mengoordinasikan setiap pasokan jet tempur, karena ini perang yang sangat serius dan Polandia dan NATO tidak berpartisipasi dalam pertempuran.
Ia menambahkan bahwa keputusan tersebut memerlukan pertimbangan strategis dari seluruh aliansi NATO.
Kremlin pada Rabu (1/2/2023) menuduh Amerika Serikat melanggar perjanjian kontrol senjata, setelah AS mengatakan bahwa Rusia tidak mematuhi pakta senjata terbaru mereka.
Kementerian Luar Negeri AS menyalahkan Rusia karena menangguhkan inspeksi dan membatalkan pembicaraan, tetapi tidak menuduh Moskwa memperluas hulu ledak nuklir di luar batas yang disepakati.
"Kami yakin kelanjutan perjanjian ini sangat penting," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.