Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Tyre Nichols Tewas, Siapa Dia, dan Kenapa Dipukuli Polisi

Kompas.com - 01/02/2023, 12:32 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

MEMPHIS, KOMPAS.com - Setiap orang yang telah melihat rekaman video pengeroyokan mematikan terhadap pria bernama Tyre Nichols oleh lima anggota Polisi Memphis, AS, akan berkesimpulan yang sama: ada kejadian mengerikan malam itu.

Tim pengacara keluarga Tyre Nichols mengutarakan gerombolan polisi itu bertindak mirip "kawanan serigala" dan memukuli kliennya "layaknya permainan pinata".

Kepala polisi Memphis, Cerelyn Davis, perempuan kulit hitam pertama yang menjabat posisi tersebut, mengatakan kepada BBC bahwa dia terkejut.

Baca juga: Tyre Nichols, Wajah Baru Gerakan Keadilan Rasial AS

"Ada kejadian yang tak bisa kami jelaskan," ujarnya.

Pada Jumat (27/1/2023) malam, beberapa video tersebut disebarkan ke publik.

Tayangan beberapa video itu telah mendorong pihak berwenang untuk memecat lima anggota polisi, awal pekan ini.

Mereka kemudian didakwa melakukan tindakan melanggar hukum, termasuk pembunuhan tingkat dua.

Gelombang unjuk rasa mulai bermunculan atas kematian Tyire Nichols, memprotes tindakan kepolisian.GETTY IMAGES/SCOTT OLSON via BBC INDONESIA Gelombang unjuk rasa mulai bermunculan atas kematian Tyire Nichols, memprotes tindakan kepolisian.
Kepolisian Memphis kemudian membubarkan satuan polisi yang disebut 'Scorpion', di mana lima anggotanya terlibat pengeroyokan ini

Dan, gelombang unjuk rasa atas kematian Nichols pun menyebar di sejumlah kota di AS, memprotes tindakan kepolisian.

Bagaimanapun, rekaman video-video itu memperlihatkan kejadian mengerikan yang menyebabkan kematian Nichols, tetapi masih banyak pertanyaan belum terjawab.

Mengapa polisi menyeretnya keluar dari mobil?

Sementara empat video berisi total rekaman lebih dari satu jam, menangkap berbagai sudut yang diambil dari kamera polisi dan kamera pengintai yang dipasang di tiang, satu elemen penting hilang: bagaimana semua ini berawal?

Keluarganya mengatakan bahwa Nichols, seorang fotografer yang antusias, tengah mengemudi sehingga dia dapat mengabadikan momen matahari terbenam.

Para petugas awalnya mengatakan Nichols dikeluarkan dari mobilnya ke tepi jalan karena diduga mengemudi secara sembrono, namun polisi pada Jumat (27/1/2023) mengatakan tidak ada bukti kuat atas tuduhan itu.

Rekaman video yang baru dirilis hanya dimulai setelah polisi mencegatnya di persimpangan jalan pada pukul 8.24 malam--polisi mengatakan apa yang terjadi pada awalnya, yaitu di pemberhentian lampu lalu lintas, tidak direkam, tetapi kami tidak tahu mengapa.

Dia langsung diseret keluar dari mobil dan para petugas bersenjata api mendorongnya hingga terkapar di jalan.

"Saya tidak melakukan apa-apa!" ujar Nichols setengah berteriak, awalnya. Dia mematuhi instruksi para polisi.

Seorang petugas berteriak: "Letakkan tangan Anda di belakang sebelum saya menghajarmu (seraya mengeluarkan sumpah serapah)."

"Kalian benar-benar bertindak berlebihan," kata Nichols kepada para petugas. "Saya hanya mau pulang."

Baca juga: Polisi AS Bubarkan Unit Scorpion Setelah Insiden Pemukulan Tyre Nichols

Belakangan dalam video, kami mendengar seorang polisi memberitahu polisi lainnya--yang tiba di tempat kejadian--bahwa Nichols berbelok dan nyaris menabrak kendaraan polisi, tetapi kami tidak melihat buktinya.

Polisi lainnya mengeklaim bahwa Nichols mungkin "tengah melakukan sesuatu", yang menyiratkan bahwa para petugas itu yakin dia mungkin menggunakan narkoba.

Tidak ada bukti yang diketahui bahwa hal itu benar, dan lantas dalam video tersebut, para petugas mengatakan mereka tidak menemukan apa pun di dalam mobilnya.

Mengapa polisi bertindak agresif?

Sejak awal, para polisi itu menunjukkan sikap sangat bermusuhan, memaki-maki Nichols, dan menyuruhnya tertelungkup di jalan atau mereka akan menggasaknya.

Dalam video tersebut, Nichols awalnya tunduk, jika bukan bingung, dengan sikap permusuhan polisi-polisi itu.

Dia berbaring di jalan seperti yang diinstruksikan, saat mereka mencoba memborgolnya.

Tetapi ketika salah seorang polisi mencoba menyetrumnya, dia melepaskan diri dan mencoba lari, dan polisi menyemprotnya dengan cairan merica.

Bagaimana dia berusaha kabur, dan mengapa polisi bersikap amat agresif pada awalnya, tidak jelas.

"Kejadian itu tidak bisa dipahami, dari awal hingga akhir," kata Greg Donaldson, profesor di John Jay College of Criminal Justice di New York, kepada BBC.

"Mulai mobilnya diberhentikan, agitasi polisi ketika mereka meminta mobilnya menepi, hingga pengejaran, sampai kurangnya pelatihan dan kurangnya strategi saat menahan dan memperlakukan seseorang yang telah mereka bekuk."

Baca juga: Video 5 Polisi Memphis AS Aniaya Tyre Nichols hingga Tewas Dirilis

Mengapa mereka terus menyerangnya?

Donaldson mengatakan, video tersebut tampaknya memperlihatkan bahwa kemarahan polisi makin meningkat "karena ketidakbecusan mereka yang sepertinya makin terlihat".

Menyemprot matanya dengan air setelah merasakan sendiri efek semprotan merica, salah seorang polisi berujar bahwa mereka harus "menginjak" dia saat menangkapnya.

Itulah tepatnya yang mereka lakukan dalam video yang mengabadikan kejadian kedua yang dimulai pada pukul 8.32 malam.

Selama beberapa menit, polisi menonjok dan menendangnya, di bagian badan dan kepala, sementara Nichols terisak seraya menyebut ibunya.

Seorang petugas yang terlihat berkeliaran, terengah-engah. Hampir semenit kemudian, dia kembali ke tempat kejadian, mengeluarkan tongkatnya yang dapat diperpanjang dan memukul Nichols berulang kali.

Tidak ada polisi yang mencoba menghentikan aksi kekerasan itu. Terlihat polisi lainnya meninju kepala Nichols setidaknya lima kali.

"Insiden ini menunjukkan situasi yang lepas kendali," kata Donaldson.

Kenapa tidak ada yang membantunya?

Terlihat jelas dari rekaman video bahwa Nichols kesakitan setelah aksi pemukulan tersebut.

Dia meronta kesakitan di jalan sebelum dinaikkan ke dalam mobil, dan tidak bisa duduk dengan benar.

"Bagian terburuk adalah kurangnya sikap manusiawi setelah insiden itu," kata Donaldson.

Para petugas "berdiri seolah-olah tidak terjadi apapun seperti aktivitas umum di sore hari di ruas jalan," ujarnya. Mereka meninggalkan Nichols "terpakar di jalan seperti sampah".

Baca juga: Kasus Tyre Nichols Tewas: 7 Polisi Diskors, 3 Petugas Damkar Diberhentikan

Ada lebih banyak petugas di tempat kejadian ketimbang yang terekam di video yang dirilis, dan kami tidak tahu apakah ada rekaman video tambahan lainnya.

Petugas medis tiba di lokasi untuk memeriksa Nichols pada pukul 8.21 malam.

Dua puluh menit kemudian sebuah tandu terlihat di video dan kemudian mobil ambulans tiba.

Kami tidak tahu berapa lama sebelum Tuan Nichols dilarikan ke rumah sakit.

Apa penyebab kematiannya?

Meskipun jelas Nichols dipukuli dengan bengis, kami masih belum tahu apa yang sebenarnya menyebabkan kematiannya di rumah sakit tiga hari kemudian.

Dalam video tersebut, kami melihat polisi menendang kepalanya dua kali, dan ada darah yang terlihat di sekitar wajahnya.

Tim pengacara keluarganya mengatakan bahwa otopsi independen menemukan bahwa dia menderita "pendarahan hebat yang disebabkan oleh pemukulan brutal", tetapi laporan lengkapnya belum dipublikasikan.

Laporan tambahan oleh Bernd Debusmann, Barbara Plett Usher dan Nada Tawfik.

Baca juga: 3 Petugas Pemadam Kebakaran Memphis Dipecat Buntut Kasus Pemukulan Tyre Nichols oleh Polisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Global
Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Global
Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Global
Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Global
Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com