Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian Terkait Covid Meningkat di China, Peti Jenazah Habis Diborong Warga

Kompas.com - 26/01/2023, 21:31 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

Sebagian besar dari warga yang sudah wafat memiliki komorbid, ujar Dong.

Dalam hal menangani jumlah obat yang mereka miliki di tengah wabah Covid yang menyerang desa, Dong mengatakan mereka tidak pernah menjual obat ke warga yang tidak sesuai kebutuhan mereka.

“Misalkan, saya hanya memberikan empat tablet Ibuprofen per orang,” kata dia. “Mereka tidak perlu dua boks. Itu hanya akan terbuang.”

Namun, menurut Dong, masa terparah dari wabah Covid-19 sudah berlalu. “Kami belum menerima pasien baru dalam beberapa hari terakhir.”

Baca juga: Dugaan Sertifikat Vaksin Covid-19 Palsu Pemain Tenis Italia

Menguburkan mayat di lahan pertanian

Warga yang meninggal di desa kecil tempat Dong mendirikan apotek dikuburkan di lahan pertanian. Sementara para petani tetap bercocok tanam dan memelihara ternak di sekitar gundukan tanah nenek moyang mereka.

Mengemudi di sepanjang jalan, BBC melihat gundukan tanah baru dengan bendera merah dipasang di atasnya. Banyak kuburan yang serupa. Seorang petani yang menggembalakan kambing mengatakan bahwa itu adalah kuburan baru.

“Keluarga-keluarga menguburkan orang lansia di sini setelah mereka meninggal. Karena ada terlalu banyak,” katanya.

Di desanya yang berisi beberapa ribu penduduk, pria itu mengatakan sudah ada lebih dari 40 warga yang meninggal dalam gelombang Covid terbaru.

“Suatu hari ada satu orang tewas, besoknya ada orang lain (yang tewas). Tak berhenti dalam sebulan terakhir,” tutur dia.

Baca juga: WHO Sambut Baik Keterbukaan China Soal Lonjakan Kematian Covid-19

Tapi di daerah pedesaan sini, mereka cukup filosofis terkait perkara hidup dan mati. Petani itu mengatakan orang-orang akan tetap merayakan tahun baru seperti biasanya.

"Putra dan menantu saya akan segera kembali," katanya.

Saya bertanya apakah penduduk setempat khawatir anggota keluarga yang kembali dapat membawa lebih banyak infeksi.

”Orang-orang tak perlu khawatir. Jangan takut!” ucap dia. ”Anda akan tetap terkena meskipun Anda berusaha sembunyi. Sebagian besar dari kami sudah pernah terkena Covid dan kami baik-baik saja.”

Petani itu dan banyak penduduk lainnya berharap gelombang mematikan Covid sudah berlalu. Dan untuk sementara waktu, mereka ingin menghabiskan waktu mereka bersama orang-orang yang hidup daripada menguburkan orang-orang yang sudah wafat.

Baca juga: China Laporkan Hampir 60.000 Kematian Terkait Covid-19 dalam Sebulan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Seluruh Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Seluruh Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com