Penulis: Sabine Kinkartz/DW Indonesia
BERLIN, KOMPAS.com - Tekanan terhadap Jerman meningkat untuk mengirim tank tempur modern Leopard 2 ke Ukraina. Tapi Kanselir Olaf Scholz belum mengambil keputusan, karena partai dan pemilih Jerman masih terpecah.
Sekalipun tekanan dan kritik makin gencar terhadap Jerman, Kanselir Olaf Scholz tetap bergeming.
Dalam hal pengiriman panser tempur berat ke Ukraina, dia berulang kali menekankan tiga prinsip pemerintah:
Pertama, Ukraina harus menerima dukungan sebanyak mungkin; kedua, konflik langsung antara NATO dan Rusia harus dicegah; ketiga, tindakan sepihak oleh salah satu negara pendukung harus dihindari.
Baca juga: Akhiri Drama, Jerman Mau Kirim Tank Leopard 2 ke Ukraina
Keputusan harus dibuat hanya "dengan konsultasi dan koordinasi yang erat dengan teman dan sekutu kita," katanya sekali lagi pada akhir pekan.
"Kami tidak akan membiarkan diri kami membuat pernyataan gegabah. Kami tidak melihat kebutuhan untuk mengatakan sesuatu setiap 10 menit, hanya agar ada obrolan tentang hal-hal serius seperti perang dan perdamaian, atau keamanan negara kami dan Eropa," kata Scholz.
Banyak pengamat berspekulasi tentang alasan keraguan dan sikap Olaf Scholz berkaitan dengan permintaan Ukraina agar Jerman segera mengirimkan tank Leopard 2. Ada apa dengan Olaf Scholz dan partainya SPD?
Pada Senin (23/1/2023) partai SPD merilis makalah kebijakan luar negeri yang baru, yang menyerukan agar Jerman mengambil peran lebih besar di panggung internasional.
Makalah setebal 23 halaman itu berjudul: Sosial Demokrat menjawab pergolakan dunia,” dan dipresentasikan oleh salah satu jajaran ketua SPD, Lars Klingbeil, di Berlin.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.