Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima Norwegia Sebut 180.000 Tentara Rusia Tewas atau Terluka di Ukraina

Kompas.com - 23/01/2023, 14:34 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

OSLO, KOMPAS.com - Panglima militer Norwegia Eirik Kristoffersen memperkirakan, 180.000 tentara Rusia tewas atau terluka selama perang di Ukraina sejauh ini.

Sementara itu, Kristoffersen yang merupakan Kepala Pertahanan Norwegia juga memprediksi, jumlah korban militer Ukraina adalah 100.000 dan 30.000 warga sipil tewas.

"(Angka) kehilangan Rusia mulai mendekati sekitar 180.000 tentara yang tewas atau terluka," kata Kristoffersen dalam wawancara dengan TV2, tanpa merinci bagaimana jumlahnya dihitung.

Baca juga: Ukraina Klaim Tewaskan 800 Tentara Rusia dalam 24 Jam

Norwegia, negara yang berbatasan dengan Rusia, adalah anggota NATO sejak didirikan pada 1949.

"Kerugian Ukraina mungkin lebih dari 100.000 tewas atau terluka. Selain itu, Ukraina memiliki sekitar 30.000 warga sipil yang tewas dalam perang yang mengerikan ini," lanjutnya, dikutip dari kantor berita AFP.

Adapun Rusia dan Ukraina belum memberikan laporan angka pasti untuk jumlah korban mereka selama berbulan-bulan.

Pada November 2022, kepala staf gabungan tentara Amerika Serikat Mark Milley mengatakan, tentara Rusia menderita lebih dari 100.000 orang tewas atau terluka, dengan jumlah korban yang mungkin serupa di pihak Ukraina.

Namun, angka-angka yang disebutkan itu tidak dapat diverifikasi secara independen.

Meski mengalami banyak korban, "Rusia dapat melanjutkan (perang ini) untuk waktu yang cukup lama," imbuh Kristoffersen pada Minggu (22/1/2023), dengan alasan adanya mobilisasi parsial Moskwa dan kapasitas produksi senjata.

Baca juga: 89 Tentara Rusia Tewas Diserang Roket Ukraina, Kelompok Nasionalis: Komandan Tidak Becus

"Yang paling mengkhawatirkan adalah apakah Ukraina akan tetap mampu menghalau angkatan udara Rusia dari perang." Ia menambahkan, sejauh ini Ukraina bisa melakukannya berkat pertahanan anti-pesawat.

Sebagian besar serangan Rusia dalam beberapa bulan terakhir dilakukan oleh rudal jarak jauh.

Jenderal Norwegia itu juga menyerukan pengiriman cepat tank tempur ke Ukraina, yang sejauh ini ditahan terutama oleh Jerman.

"Jika mereka akan menyerang pada musim dingin, mereka (Ukraina) membutuhkannya dengan cepat," menurut Kristoffersen.

Meskipun ada permintaan mendesak dari Ukraina dan beberapa negara Eropa, Berlin pada Jumat (20/1/2023) menolak memasok tank Leopard ke Kyiv.

Tank-tank berat itu ada di beberapa negara Eropa lainnya, termasuk Norwegia, tetapi pengiriman mereka ke Ukraina harus atas izin Jerman.

Baca juga: Tidak Jadi Dipasok Tank, Pasukan Ukraina Tetap Berlatih Gunakan Leopard 2

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com