Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situasi Mencekam Peru, Protes Berdarah Tuntut Presiden Mundur

Kompas.com - 20/01/2023, 18:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

LIMA, KOMPAS.com - Pawai yang disebut sebagai pengambilalihan ibu kota Lima meningkat menjadi pertempuran.

Pengunjuk rasa dan polisi anti huru hara ribut di tengah lemparan batu dan gas air mata pada Kamis (19/1/2023) malam di ibu kota Peru.

Ribuan pengunjuk rasa dari seluruh negeri memadati Lima awal pekan ini untuk mengambil bagian dalam pawai besar-besaran, menuntut pengunduran diri Presiden Dina Boluarte.

Baca juga: Demonstran dan Pasukan Keamanan Bentrok di Peru, 17 Orang Tewas

Seperti dilansir dari Guardian, situasi Peru masih mencekam. Hampir enam minggu kekacauan terjadi dan telah menewaskan lebih dari 50 orang, termasuk satu petugas polisi dan delapan orang lainnya yang meninggal akibat pemogokan dan blokade.

Dalam pidato televisi larut malam, Boluarte mengatakan polisi telah mengendalikan protes dan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan dan vandalisme tidak akan dibiarkan tanpa hukuman.

Boluarte menambahkan bahwa aksi di ibu kota bukan pawai damai.

"Pemerintahan kami tegas dan kabinet lebih bersatu dari sebelumnya," ujar Boluarte.

Dia juga mengeklaim bahwa protes tersebut tidak memiliki agenda sosial melainkan berusaha untuk melanggar aturan hukum, menimbulkan kekacauan, serta merebut kekuasaan.

Dia menambahkan bahwa serangan terhadap tiga bandara regional telah direncanakan sebelumnya dan akan dihukum dengan hukum yang ketat.

Baca juga: 738 Bayi di Peru Dinamai Pele

“Kepada rakyat Peru, kepada mereka yang ingin bekerja dalam damai dan kepada mereka yang melakukan aksi protes, saya katakan, bahwa saya tidak akan bosan mengajak mereka untuk berdialog dengan baik, untuk memberi tahu mereka bahwa kami bekerja untuk negara,” katanya.

Satu orang tewas dan sekitar 10 lainnya cedera dalam bentrokan dengan polisi di kota selatan Arequipa pada Kamis, menurut kantor ombudsman Peru.

Saat itu pengunjuk rasa dilaporkan mencoba menyerbu bandara.

Beberapa bandara telah ditutup dan sebagian besar negara telah dilumpuhkan oleh lebih dari 120 penghalang jalan.

Baca juga: Mantan Presiden Peru Pedro Castillo Sebut Dirinya adalah Korban Balas Dendam Politik

Kemarahan atas meningkatnya jumlah kematian telah memicu protes yang meningkat, yang dimulai pada awal Desember 2022.

Protes awalnya digelar untuk mendukung mantan presiden Pedro Castillo yang digulingkan, tetapi telah bergeser secara besar-besaran untuk menuntut pengunduran diri Boluarte, penutupan Kongres dan pemilihan baru.

Baca juga: Pengakuan Mantan Menteri Peru di Momen Jelang Pemakzulan Pedro Castillo

Boluarte adalah wakil presiden Castillo dan menggantikannya setelah dia berusaha menutup Kongres dan memerintah dengan keputusan pada 7 Desember.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com