Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikah Paksa demi Hindari Siksaan Ibu Tiri di Usia 12 Tahun, Wanita Uganda Ini Kini Punya 44 Anak

Kompas.com - 19/01/2023, 22:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KAMPALA, KOMPAS.com - Mariam Nabatanzi namanya. Masih berusia 42 tahun, tapi sudah punya 44 anak.

Kisahnya mungkin luar biasa. Dia sering dijuluki wanita paling subur di dunia. Tapi, seperti wanita Uganda lainnya, hal yang luar biasa ini diiringi dengan kisah muram.

Dilansir dari Oddity Central, dari 44 anak yang dilahirkannya, 38 di antaranya masih hidup hingga saat ini. Semua anaknya dilahirkan dengan penuh perjuangan, hadapi kekejaman.

Baca juga: Wanita Paling Subur di Dunia, Punya 44 Anak di Usia 36 Tahun

Di usia 12 tahun, Mariam harus menikah dengan pria yang umurnya lebih tua 28 tahun. Dia terpaksa menikah untuk menghindari ibu tirinya yang berusaha membunuhnya.

Namun, si suami kerap menyiksanya jika mengucapkan hal kasar. Hingga pada 1994 saat berusia 13 tahun, dia melahirkan anak kembar pertamanya.

Dua tahun kemudian, dia melahirkan kembar tiga dan dua tahun berikutnya, kembar empat.

Ayahnya sendiri mempunyai 45 anak, meski itu pun dari banyak rahim dari perempuan berbeda.

Selain dirinya, terdapat anak kembar hingga kembar lima. Di kehamilan keenamnya, Nabatanzi telah melahirkan 18 orang anak.

Lalu, hingga 36 tahun, Mariam telah melahirkan 42 bayi lagi, yang harus dia besarkan sendiri setelah suaminya meninggalkan keluarganya.

Baca juga: PBB: Lima Juta Anak di Seluruh Dunia Meninggal sebelum Ulang Tahun Kelima

Dilansir dari Mirror, Mariam diberi tahu bahwa dia menderita kondisi genetik langka, yang berarti dia terus melahirkan berulang kali, meskipun dia memohon bantuan dokter ketika dia baru berusia 23 tahun.

Jadi setelah anak kembar pertamanya, bayi-bayi itu terus lahir. Seolah tanpa henti.

Nasihat medis menyebut dia harus tetap hamil karena jumlah indung telurnya sangat tinggi.

Baca juga: 15 Negara Ini Sumbang 30 Juta Kasus Malanutrisi Akut pada Anak, PBB Serukan Bantuan Mendesak

"Saya tumbuh dengan air mata, bayi-bayi saya telah melewati saya melalui banyak penderitaan," ujarnya.

"Seluruh waktu saya dihabiskan untuk merawat anak-anak saya dan bekerja untuk mendapatkan uang," tambahnya.

Kisah pilu Mariam mewakiki nasib banyak perempuan di Uganda. Hanya saja, tak ada yang sesubur dirinya.

Baca juga: Kardinal George Pell Meninggal di Usia 81 Tahun, Pernah Tersandung Kasus Pelecehan Anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com