Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Kerusuhan Brasil, Polisi Segera Direformasi

Kompas.com - 18/01/2023, 21:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

BRASILIA, KOMPAS.com - Serangan massa terhadap mahkamah agung, kongres, dan istana kepresidenan Brasil awal bulan ini telah memusatkan perhatian polisi militer negara.

Seruan agar pasukan direformasi tumbuh di tengah apa yang menurut para ahli bisa menjadi peluang bagi Presiden Luiz Inacio Lula da Silva.

Dilansir dari Guardian, ribuan radikal sayap kanan yang mendukung mantan presiden Jair Bolsonaro menyerbu istana kepresidenan, gedung kongres, dan mahkamah agung pada 8 Januari.

Baca juga: Menteri Kehakiman Era Bolsonaro Ditangkap terkait Kasus Kerusuhan Brasil

Niatnya, menurut banyak analis politik, adalah untuk menciptakan rasa kekacauan yang akan memungkinkan kekuatan sayap kanan, mungkin dengan dukungan angkatan bersenjata Brasil, untuk menggulingkan Lula.

Selama penyerangan, polisi militer ibu kota berdiri, membiarkan massa menggeledah kursi kekuasaan.

Lula lantas mencopot komando mereka beberapa jam setelah pemberontakan, dan pasukan federal mendapatkan kembali kendali atas situasi.

"Saya yakin pintu istana presiden dibuka sehingga orang-orang ini bisa masuk karena saya tidak melihat pintu depan dirobohkan," kata Lula kepada wartawan pekan lalu.

"Dan itu berarti seseorang memfasilitasi masuknya mereka ke sini ."

Hampir dua pertiga warga Brasil percaya polisi ibu kota tidak melakukan tugas mereka, menurut jajak pendapat Datafolha.

Baca juga: Mantan Presiden Jair Bolsonaro Diduga Aktor Intelektual Kerusuhan Brasil

Gubernur dan kepala polisi dicopot dari jabatan mereka dan sekitar 82 persen dari mereka yang disurvei mengatakan bahwa Lula berhak memerintahkan intervensi federal.

Angka-angka itu memberi presiden sayap kiri, yang mengalahkan Bolsonaro dalam pemilihan Oktober dan menjabat pada 1 Januari, dengan kesempatan untuk memperdebatkan reformasi, kata Benedito Mariano, mantan ombudsman untuk polisi militer Sao Paulo.

Mariano mengatakan polisi militer dibayar rendah dan tidak merasa dihargai.

Kode dan pola pikir militer mereka membuat mereka lebih terbiasa melawan musuh daripada melindungi warga negara. Kondisi kerja yang kasar dan kesehatan mental adalah masalah serius.

Baca juga: Buntut Kerusuhan Brasil, Jair Bolsonaro Akan Ikut Diselidiki

“Ini adalah sistem anakronis yang dibangun di era otoriter dan reformasi harus menjadi agenda politik,” katanya.

Pemolisian di Brasil dibagi oleh badan yang berbeda. Polisi militer bertanggung jawab atas pencegahan dan polisi sipil mengawasi penyelidikan.

Halaman:
Sumber Guardian

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com