Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Greta Thunberg Gabung Demonstran Jerman, Tolak Penggusuran Desa untuk Perluasan Tambang Batu Bara

Kompas.com - 15/01/2023, 13:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

BERLIN, KOMPAS.com – Aktivis iklim populer Greta Thunberg bergabung dengan ribuan demonstran di Jerman menggelar aksi protes besar-besaran menentang penggusuran sebuah desa untuk perluasan tambang batu bara terbuka.

Dilansir dari The Guardian, Jumat (14/1/2023), ribuan demonstran berkumpul di Desa Lutzerath di Jerman barat.

Mereka bernyanyi, berteriak, dan melambaikan spanduk. Beberapa bentrokan kecil dengan polisi terjadi.

Baca juga: Greta Thunberg dan 600 Pemuda Gugat Negaranya Sendiri Terkait Penanganan Masalah Iklim

Thunberg berada di depan barisan ketika para demonstran berkumpul di desa yang terletak di Negara Bagian Rhine-Westphalia tersebut.

Dia menunjukkan dukungannya bagi para demonstran dan aktivis yang berkemah di sana untuk menentang perluasan tambang batu bara.

Media lokal melaporkan, ada lemparan batu ke arah polisi. Seorang demonstran terlihat mengalami cedera kepala, saat sirene ambulans berbunyi di dekat lokasi demo.

“Jerman benar-benar mempermalukan dirinya sendiri saat ini,” kata Thunberg, Sabtu.

Baca juga: Greta Thunberg Kritik Keras COP27, Sebut Hanyalah Penipuan

Dia menggambarkan kekuatan yang digunakan oleh polisi untuk membersihkan perkemahan para demonstran di Desa Lutzerath awal pekan ini sebagai keterlaluan.

“Ketika pemerintah dan korporasi bertindak seperti ini, merusak lingkungan, orang-orangnya maju,” kata Thunberg.

Sejumlah aktivis sebenarnya telah menduduki desa tersebut selama dua tahun lamanya dan mencoba menghentikan perluasan tambang terdekat yang dijalankan oleh perusahaan energi RWE.

Beberapa bahkan membangun rumah pohon dengan struktur yang rumit.

Baca juga: Greta Thunberg Serukan Bank di Dunia Berhenti Danai Proyek Bahan Bakar Fosil

Pemerintah Jerman dan RWE berpendapat, batu bara ekstra diperlukan untuk memastikan ketahanan energi negara.

Akan tetapi, sebuah studi yang dirilis German Institute for Economic Research mempertanyakan alasan Pemerintah Jerman dan RWE tersebut.

Lembaga tersebut menyebut ada lahan batu bara lain yang dapat digunakan sebagai gantinya, meski akan memakan biaya yang lebih tinggi.

Sebuah laporan menunjukkan, lebih dari 1.000 polisi antihuru-hara dikerahkan untuk mengusir ratusan demonstran dari Desa Lutzerath awal pekan ini.

Baca juga: Aktivis Greta Thunberg Sindir Keras Janji Pemimpin Dunia soal Perubahan Iklim

Beberapa pengunjuk rasa melemparkan kembang api, botol, dan batu ke arah polisi saat aparat masuk pada Rabu (11/1/2023) pagi.

Beberapa mengeluhkan kekuatan yang tidak semestinya digunakan. Repons dari kepolisian dengan mengerahkan meriam air juga dianggap eskalasi yang tidak dapat dibenarkan.

Seorang juru bicara polisi mengatakan, serangan yang diterima para petugas itu "tidak bagus". Akan tetapi, dia mengeklaim sebagian besar demonstrasi berlangsung damai.

“Sains telah memberikan penjelasan: kita perlu menyimpan karbon di dalam tanah,” kata Thunberg kepada wartawan, setelah dia bertemu pengunjuk rasa dan mengunjungi kawah tambang.

Baca juga: Mengikuti Perjalanan Greta Thunberg dalam Serial Dokumenter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com