Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meta Larang Iklan yang Targetkan Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin

Kompas.com - 11/01/2023, 19:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber AFP

LOS ANGELES, KOMPAS.com - Meta, pemilik Instagram dan Facebook, pada hari Selasa (10/1/2023) mengatakan akan berhenti mengizinkan pengiklan menargetkan iklan pada remaja berdasarkan jenis kelamin.

Ini sekaligus jadi langkah terbaru Meta hadapi tuduhan bahwa platformnya berbahaya bagi pengguna muda.

Dilansir dari AFP, mulai bulan Februari, raksasa media sosial itu mengatakan pengiklan, sumber pendapatan besar perusahaan, hanya akan dapat menggunakan usia dan lokasi ketika menargetkan iklan pada remaja secara global.

Baca juga: Meta akan PHK 13 Persen Tenaga Kerjanya

Aktivitas remaja sebelumnya di aplikasi milik Meta tidak akan lagi menginformasikan iklan yang mereka lihat, kata perusahaan itu.

Dalam sebuah posting blog, Meta mengatakan bahwa perubahan itu terjadi karena mengakui bahwa remaja belum tentu punya pikiran seperti orang dewasa untuk membuat keputusan tentang bagaimana data online mereka digunakan untuk iklan.

Meta mengatakan bahwa perubahan tersebut mencerminkan umpan balik dari orang tua dan para ahli dan akan mematuhi aturan baru di beberapa negara tentang konten yang ditujukan untuk kaum muda.

Perusahaan yang sebelumnya dikenal sebagai Facebook menghadapi tekanan dan denda yang meningkat untuk mengekang praktik pengiriman iklan bertarget sempit kepada penggunanya, sebuah praktik yang menghasilkan pendapatan miliaran dollar dari pengiklan setiap tahun.

Baca juga: Meta: Gangguan pada WhatsApp Telah Teratasi

Setelah pergumulan hukum yang panjang, perusahaan Silicon Valley itu dikenai denda 390 juta euro (413 juta dollar AS) minggu lalu sebagai bagian dari pergumulan selama bertahun-tahun dengan Uni Eropa terkait iklan.

Lebih mengkhawatirkan bagi perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg itu adalah regulator Eropa juga menolak dasar hukum yang digunakan Meta untuk membenarkan pengumpulan data pribadi pengguna untuk digunakan dalam iklan bertarget.

Google dan Apple juga menghadapi penyelidikan dan denda oleh regulator karena melanggar undang-undang privasi melalui iklan bertarget.

Baca juga: WhatsApp Down di Sejumlah Negara, Jubir Meta: Kami Berusaha Memulihkan Secepatnya

Di AS, Meta dan raksasa media sosial lainnya
sebagian besar menghadapi pengawasan dari otoritas lokal, dengan undang-undang nasional diblokir karena lobi yang intens oleh raksasa teknologi dan Kongres yang terpecah secara politik di Washington.

Distrik sekolah umum di kota Seattle AS minggu lalu mengajukan gugatan terhadap raksasa teknologi, termasuk Meta, karena diduga menyebabkan kerusakan mental, depresi, dan kecemasan di kalangan siswa.

Baca juga: Rusia Golongkan Meta sebagai Organisasi Teroris dan Ekstremis

Pejabat sekolah umum mengatakan mereka meminta pertanggungjawaban perusahaan media sosial atas kerugian yang mereka timbulkan pada kesehatan sosial, emosional, dan mental siswa remaja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com