Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga China Berbondong-bondong Perpanjang Paspor, Siap Bepergian ke Luar Negeri

Kompas.com - 09/01/2023, 19:15 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com - Warga China berbondong-bondong mengurus perpanjangan paspor setelah Pemerintah mencabut kontrol perbatasan Covid-19 yang telah diterapkan selama tiga tahun.

Kondisi salah satunya terjadi di Ibu Kota Beijing.

Di sana, antrean panjang penduduk terbentuk di luar kantor imigrasi pada Senin (9/1/2023), ketika mereka ingin memperbarui paspor.

Baca juga: Lonjakan Covid China, 89 Persen Penduduk Provinsi Henan Telah Terinfeksi

Pembukaan kembali perbatasan negara pada Minggu (8/1/2023) menjadi salah satu langkah terakhir yang diambil China dalam membatalkan kebijakan "nol-Covid".

Langkah ini dimulai pada bulan lalu setelah terjadi protes bersejarah terhadap pembatasan yang mencegah virus corona, tetapi menyebabkan frustrasi yang meluas di kalangan penduduk China.

 

Pensiunan berusia 67 tahun, Yang Jianguo, termasuk di antara 100 lebih orang yang ikut mengantre memperbaharui paspor di Kantor Imigrasi Beijing.

Dia berencana melakukan perjalanan ke Amerika Serikat (AS) untuk melihat putrinya untuk pertama kalinya dalam tiga tahun.

"Dia menikah tahun lalu tetapi harus menunda upacara pernikahan karena kami tidak bisa datang untuk menghadirinya. Kami sangat senang sekarang kami bisa pergi," kata Yang, berdiri di samping istrinya, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Baca juga: Kapal Kargo MV Glory Kandas di Terusan Suez, Bawa Jagung dari Ukraina ke China

Langkah China untuk menghapus persyaratan karantina bagi pengunjung diharapkan dapat meningkatkan perjalanan keluar, karena penduduk tidak akan menghadapi pembatasan tersebut saat mereka kembali.

Tetapi, ketersediaan penerbangan ke luar China dilaporkan masih terbatas.

Selain itu, beberapa negara juga telah menuntut tes negatif dari pengunjung dari China sebagai bagian dari upaya menahan wabah yang membanjiri banyak rumah sakit dan krematorium China.

China juga mewajibkan tes Covid-19 negatif pra-keberangkatan dari para pelancong.

Pejabat tinggi kesehatan China dan media pemerintah China telah berulang kali mengatakan infeksi Covid-19 memuncak di seluruh negeri dan mereka mengecilkan ancaman yang sekarang ditimbulkan oleh penyakit tersebut.

"Hidup bergerak maju lagi!" tulis surat kabar resmi Partai Komunis, People's Daily, dalam editorial yang memuji kebijakan virus pemerintah pada Minggu malam.

Disebutkan bahwa, pemerintah China kini beralih dari mencegah infeksi menjadi mencegah penyakit parah.

"Hari ini, virusnya lemah, kita lebih kuat," tulis People's Daily.

Secara resmi, China telah melaporkan hanya 5.272 kematian terkait Covid-19 pada 8 Januari, salah satu tingkat kematian terendah akibat infeksi di dunia.

Baca juga: Puluhan Buruh Pabrik Alat Tes Covid China Bentrok dengan Polisi, Klaim Belum Dibayar dan Protes Pemecatan

Tetapi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, China tidak melaporkan skala wabah dan pakar virus internasional memperkirakan lebih dari satu juta orang di negara itu dapat meninggal akibat Covid pada tahun ini.

Mengabaikan prakiraan suram tersebut, saham Asia naik ke level tertinggi lima bulan pada hari Senin, sementara yuan China menguat ke level terkuatnya terhadap dolar sejak pertengahan Agustus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com