Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Kerusuhan Brasil yang Mirip Penyerbuan Capitol Hill 2021

Kompas.com - 09/01/2023, 18:28 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Banyak kalangan yang membandingkan insiden ini dengan penyerbuan Capitol di Washington DC pada 6 Januari 2021 oleh pendukung Donald Trump, sekutu Bolsonaro.

Baca juga: Kerusuhan Brasil: 400 Ditangkap, Ingatkan Penyerbuan Capitol AS

Jair Bolsonaro telah berulang kali menolak untuk menerima bahwa dia kalah dalam pemilihan presiden pada Oktober 2022. Pekan lalu, dia meninggalkan negara itu alih-alih mengambil bagian dalam upacara pelantikan Lula sebagai presiden Brasil.

Lebih dari enam jam setelah gedung Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Kepresidenan di Brasilia diserbu, pria berusia 67 tahun tersebut merilis cuitan yang mengutuk serangan itu sekaligus membantah bertanggung jawab mendorong para pengunjuk rasa.

"Demonstrasi damai, dalam bentuk undang-undang, adalah bagian dari demokrasi," sebutnya, kemudian mengutuk "penyerbuan gedung-gedung publik seperti yang terjadi hari ini".

Suasana gedung Kongres Brasil setelah para demonstran menyerbu kompleks pemerintahan di ibu kota Brasilia, pada 8 Januari 2023.AFP/GETTY via BBC INDONESIA Suasana gedung Kongres Brasil setelah para demonstran menyerbu kompleks pemerintahan di ibu kota Brasilia, pada 8 Januari 2023.
Para pemimpin dunia mengutuk penyerbuan Kongres Brasil serta menawarkan dukungan untuk Presiden negara itu, Luiz Inacio Lula da Silva.

Presiden AS Joe Biden menggambarkan situasi itu sebagai "keterlaluan".

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mencuit: "Lula tidak sendirian, dia mendapat dukungan dari kekuatan progresif negaranya, Meksiko, benua Amerika dan dunia.

Pemimpin Venezuela Nicolas Maduro menggambarkan para pengunjuk rasa sebagai "kelompok neofasis" yang berusaha untuk menggulingkan Lula.

Presiden Argentina Alberto Fernandez mengutuk "upaya kudeta".

Lepas dari rangkaian kecaman itu, pertanyaan besarnya belum terjawab. Mengapa ini terjadi?

Brasil menggelar pemilihan presiden yang berlangsung pahit

Pemilihan presiden pada Oktober 2022 mempertemukan petahana sayap kanan, Jair Bolsonaro, dengan rivalnya dari sayap kiri, Luiz Inacio Lula da Silva atau akrab disebut Lula.

Setelah melalui masa kampanye yang sengit dan pahit, Lula, yang pernah menjadi presiden antara Januari 2003 dan Desember 2010, mengalahkan Bolsonaro dengan selisih tipis dalam putaran kedua pada 30 Oktober.

Lula mengatakan penyerbuan di Brasilia "tanpa preseden" dan melabeli mereka yang berada di baliknya "fasis fanatik".

Dia juga menuduh Bolsonaro mendorong aksi para perusuh melalui media sosial. "Semua orang tahu ada berbagai pidato mantan presiden yang mendorong ini," katanya.

Sejumlah demonstran terluka setelah aparat keamanan Brasil berupaya mengambil alih kendali gedung Kongres di Brasilia, pada 8 Januari 2023.EPA via BBC INDONESIA Sejumlah demonstran terluka setelah aparat keamanan Brasil berupaya mengambil alih kendali gedung Kongres di Brasilia, pada 8 Januari 2023.
Brasil sudah terpecah belah

Brasil adalah negara yang sangat terpecah belah dan penyerbuan gedung Kongres adalah tanda seberapa jauh sejumlah warga Brasil bersedia menyerang institusi demokrasi yang menurut mereka tidak lagi mewakili mereka.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com