Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Perwira Polisi Filipina Dituding Terlibat Perdagangan Narkoba

Kompas.com - 04/01/2023, 19:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

MANILA, KOMPAS.com – Upaya Filipina dalam memberantas narkoba di bawah Presiden Ferdinand Marcos Jr terhambat oleh keterlibatan sejumlah perwira tinggi polisi dalam perdagangan narkoba.

Hal tersebut disampaikan Menteri Dalam Negeri Filipina Benjamin Abalos pada Rabu (4/1/2023), sebagaimana dilansir Reuters.

Dalam enam bulan terakhir, Kepolisian Filipina telah menyita methamphetamine dengan nilai mencapai 10 miliar peso (Rp 2,7 triliun).

Baca juga: Listrik Padam Paksa Filipina Tunda Ratusan Penerbangan dan Tutup Wilayah Udara

Pada Oktober, pihak berwenang berhasil menyita 990 Kilogram (Kg) methamphetamine dengan perkiraan nilai jalanannya mencapai 6,7 miliar peso (Rp 1,8 triliun).

Abalos mengimbau agar para perwira kepolisian yang berpangkat kolonel hingga jenderal yang dicurigai terlibat perdagangan narkoba untuk mengundurkan diri.

Hal itu, lanjut Abalos, dimaksudkan mengembalikan kepercayaan publik terhadap operasi anti-narkoba yang berlangsung.

“Ini salah satu cara membersihkan barisan kita. Mari kita mulai dari awal,” kata Abalos dalam konferensi pers.

Baca juga: Filipina Perintahkan Militer Perkuat Kehadiran, Pantau Aktivitas Beijing di Laut China Selatan

Abalos menuturkan, meski hanya beberapa perwira yang diyakini berperan dalam perdagangan narkoba, mereka memegang jabatan yang penting.

Namun, Abalos tidak memberikan lebih lanjut.

Dilansir dari Reuters, ada sekitar 300 polisi yang berpangkat kolonel hingga jenderal di Kepolisian Filipina yang berkekuatan 227.000 orang.

Kepala Informasi Publik Kepolisian Filipina Kolonel Polisi Redrico Maranan mengatakan kepada wartawan bahwa polisi akan mengikuti keputusan para pemimpin politik.

Baca juga: Kepala Penjara Filipina Gali Lubang 40x60 Meter di Kompleks Tahanan, Klaim untuk Cari Harta Karun

“Karena kami tahu semua ini untuk kebaikan organisasi kami,” ucap Maranan.

Sebelumnya, mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte sudah melancarkan perang melawan narkoba yang brutal di mana lebih dari 6.200 orang dilaporkan tewas.

Kampanye anti-narkoba dari Duterte selama dia menjabat antara 2016 hingga 2022 tersebut mendapat kritik keras dari dunia internasional.

Baca juga: China Rebut Paksa Puing-puing Roket dari Angkatan Laut Filipina di Laut China Selatan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com