Penulis: VOA Indonesia
RAMALLAH, KOMPAS.com - Warga Palestina dari Tepi Barat dan Jalur Gaza menyuarakan kekecewaan terhadap pemerintahan Israel yang baru, yang dipimpin lagi oleh Benjamin Netanyahu.
Netanyahu dilantik kembali sebagai Perdana Menteri Israel pada hari Kamis (29/12/2022).
Dia telah berjanji akan memperluas permukiman Yahudi di wilayah pendudukan di Tepi Barat dan mengupayakan berbagai kebijakan lain yang dikritik di dalam dan luar negeri.
Baca juga: Netanyahu Disumpah Jadi PM Israel, Bentuk Pemerintahan Sayap Kanan Sangat Konservatif
Netanyahu sebelumnya pernah menjadi Perdana Menteri Israel.
Dia bahkan tercatat menempati urutan pertama sebagai PM Israel terlama.
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap pemerintahan Netanyahu.
Ketika menghadiri pawai kelompok Fatah di Ramallah, Shtayyeh mengatakan, ini merupakan pemerintahan Israel paling ekstrem.
“Kami telah melewati banyak pemerintahan (Israel) yang ekstremis, tapi ini adalah pemerintahan yang paling ekstrem. Ini pemerintahan yang paling mengancam. Ini pemerintahan yang paling biadab, dan saya tahu betul bahwa masyarakat internasional tidak mau berurusan dengan banyak anggota pemerintahan ini. Oleh karena itu, kami menentang semua pemerintahan yang mempraktikkan pembunuhan dan penindasan terhadap bangsa kami,” kata dia.
Baca juga: Menteri Israel Ungkap Kemungkinan Negaranya Serang Fasilitas Nuklir Iran
Netanyahu adalah politikus kawakan yang masih diadili atas dakwaan korupsi yang disangkalnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.