Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kosovo: Serbia di Bawah Pengaruh Rusia Ingin Mengacau

Kompas.com - 28/12/2022, 09:03 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

MITROVICA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Kosovo Xhelal Svecla mengatakan, Serbia, di bawah pengaruh Rusia, memiliki tujuan mengacaukan Kosovo dengan mendukung minoritas Serbia di utara yang telah memblokir jalan dan melakukan protes selama hampir tiga minggu.

Orang-orang Serbia di Kota Mitrovica yang terbagi secara etnis di Kosovo utara dilaporkan telah mendirikan barikade baru pada Selasa.

Mereka melakukannya hanya beberapa jam setelah Serbia mengatakan sudah menempatkan tentaranya dalam siaga tempur tertinggi setelah berminggu-minggu meningkatnya ketegangan antara kedua negara. 

Baca juga: Tentara Serbia Siaga Tinggi di Perbatasan dengan Kosovo

"Justru Serbia, dipengaruhi oleh Rusia, yang telah meningkatkan kesiapan militer dan memerintahkan pembangunan barikade baru, untuk membenarkan dan melindungi kelompok kriminal yang meneror warga etnis Serbia yang tinggal di Kosovo," kata Svecla dalam sebuah pernyataan, Selasa (27/12/2022), dikutip dari Reuters.

Serbia menyangkal sedang mencoba untuk membuat Kosovo tidak stabil dan mengatakan hanya ingin melindungi minoritasnya di sana.

Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan pada Selasa, Serbia akan terus memperjuangkan perdamaian dan mencari solusi kompromi.

Sebelumnya, Serbia mengatakan pada Senin (26/12/202) malam bahwa sehubungan dengan peristiwa terbaru di wilayah tersebut dan keyakinannya bahwa Kosovo sedang bersiap untuk menyerang orang Serbia dan dengan paksa menghapus barikade, pihaknya telah memerintahkan tentara dan polisinya untuk disiagakan.

Baca juga: Rusia Serukan Solusi Diplomatik untuk Ketegangan Kosovo-Serbia

Sejak 10 Desember, warga Serbia di Kosovo utara telah membangun banyak penghalang jalan di dalam dan sekitar Kota Mitrovica dan baku tembak dengan polisi setelah penangkapan seorang mantan polisi Serbia karena diduga menyerang petugas polisi.

Kosovo yang mayoritas Albania mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada 2008 dengan dukungan Barat, menyusul perang 1998-1999 di mana NATO campur tangan untuk melindungi warga etnis Albania.

Kosovo sendiri bukan anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan lima negara Uni Eropa, yakni Spanyol, Yunani, Rumania, Slovakia, dan Siprus menolak untuk mengakui status kenegaraan Kosovo.

Sementara, Rusia, sekutu sejarah Serbia, memblokir keanggotaan Kosovo di PBB.

Sekitar 50.000 orang Serbia tinggal di bagian utara Kosovo dan menolak mengakui pemerintah atau negara Pristina.

Mereka melihat Beograd sebagai ibu kota mereka.

Pemerintah Kosovo mengatakan polisi memiliki kapasitas dan kesiapan untuk bertindak tetapi sedang menunggu pasukan penjaga perdamaian KFOR Kosovo NATO untuk menanggapi permintaan mereka untuk menghapus barikade.

Vucic mengatakan pembicaraan dengan diplomat asing sedang berlangsung tentang bagaimana menyelesaikan situasi tersebut.

Baca juga: Piala Dunia: FIFA Selidiki Federasi Serbia Terkait Bendera yang Masukkan Kosovo

Di Kota Mitrovica pada Selasa pagi, truk-truk dulaporkan tampak diparkir untuk memblokir jalan yang menghubungkan bagian kota yang mayoritas Serbia dengan bagian mayoritas Albania.

Serbia menuntut pembebasan petugas yang ditangkap dan memiliki tuntutan lain sebelum mereka menghapus barikade.

Walikota etnis Serbia di kotamadya Kosovo utara, bersama dengan hakim lokal dan sekitar 600 petugas polisi disebut telah mengundurkan diri bulan lalu sebagai protes atas keputusan pemerintah Kosovo untuk mengganti plat nomor mobil Serbia dengan yang dikeluarkan oleh Pristina.

Invasi Rusia ke Ukraina diketahui telah menyebabkan negara-negara Uni Eropa mencurahkan lebih banyak energi untuk meningkatkan hubungan dengan enam negara Balkan yaitu Albania, Bosnia dan Herzegovina, Kosovo, Montenegro, Makedonia Utara, dan Serbia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com