Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebulan Terapung di Laut, Puluhan Pengungsi Rohingya Terdampar di Indonesia dalam Kondisi Kelaparan

Kompas.com - 26/12/2022, 17:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Lusinan pengungsi Rohingya terdampar di Indonesia bagian barat dengan perahu kayu yang mesinnya rusak, kata pejabat setempat.

Mereka dilaporkan semuanya laki-laki, dan digambarkan berada dalam kondisi lemah dan kelaparan setelah menghabiskan sebulan di laut.

Sedikitnya tiga orang dibawa ke rumah sakit.

Baca juga: Myanmar Tangkap 112 Warga Rohingya yang Akan Pergi ke Malaysia Tanpa Dokumen Resmi

Tidak jelas apakah mereka adalah bagian dari kelompok yang terdiri dari setidaknya 150 orang Rohingya yang terdampar di laut beberapa minggu lalu.

Rohingya adalah etnis minoritas yang teraniaya di rumah asalnya di Myanmar (Burma).

Kapal kayu dengan 57 orang di dalamnya mendarat pada Minggu (25/12/2022) pagi di provinsi Aceh, kata juru bicara kepolisian setempat Winardy kepada kantor berita AFP dilansir dari BBC pada Senin (26/12/2022).

"Perahu itu mengalami kerusakan mesin dan terbawa angin ke pantai di Desa Ladong di (kabupaten) Aceh Besar," kata juru bicara itu.

"Mereka bilang sudah hanyut di laut selama sebulan."

Seorang polisi (atas) berjaga di samping sekelompok pengungsi Rohingya yang menunggu untuk dipindahkan ke tempat penampungan sementara setelah kedatangan mereka dengan perahu di Krueng Raya, provinsi Aceh pada 25 Desember 2022.AFP PHOTO/CHAIDEER MAHYUDDIN Seorang polisi (atas) berjaga di samping sekelompok pengungsi Rohingya yang menunggu untuk dipindahkan ke tempat penampungan sementara setelah kedatangan mereka dengan perahu di Krueng Raya, provinsi Aceh pada 25 Desember 2022.

Baca juga: Ratusan Rohingya Terdampar di Kapal Bocor Lepas Pantai Thailand, Begini Kondisinya

Seorang pejabat imigrasi setempat mengatakan kepada AFP bahwa para pengungsi akan ditempatkan sementara di sebuah fasilitas pemerintah.

Laporan media lain mengatakan 58 pria tiba di Aceh.

Belum diketahui dari mana para migran itu berlayar.

Pekan lalu, PBB mendesak negara-negara di sekitar Laut Andaman di Asia Tenggara untuk membantu kapal nelayan kecil yang membawa sedikitnya 150 pengungsi Rohingya yang hanyut tanpa listrik selama dua minggu setelah meninggalkan Bangladesh.

Orang-orang di atas kapal yang dihubungi melalui telepon satelit mengatakan saat itu sejumlah penumpang, termasuk anak-anak, sudah meninggal dunia.

Mereka mengatakan bahwa persediaan makanan dan air telah habis.

Baca juga: Truk Jahe Kecelakaan di Myanmar, Ternyata Angkut 70 Warga Rohingya, Mereka pun Ditangkap

PBB pada Minggu (25/12/2022) mengungkapkan ketakutannya bahwa kapal penangkap ikan itu mungkin telah tenggelam.

Banyak Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh pada 2017 untuk menghindari kampanye genosida yang diluncurkan oleh militer Myanmar.

Dalam beberapa bulan terakhir, mereka mencoba melarikan diri dari kamp pengungsi yang penuh sesak di Bangladesh selatan dengan melakukan perjalanan laut berisiko tinggi pada saat ini, setelah musim hujan di wilayah tersebut berlalu.

Jumlah mereka bertambah karena kondisi yang memburuk di kamp-kamp. Sementara di Myanmar, lebih banyak orang Rohingya yang masih tinggal juga mencoba untuk pergi menyusul kudeta militer di sana tahun lalu.

Setidaknya lima kapal diketahui telah pergi dalam dua bulan terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com