TEL AVIV, KOMPAS.com - Kepala agen mata-mata Israel Mossad, David Barnea mengatakan pada Kamis (22/12/2022), bahwa Iran sedang berusaha untuk memperluas pasokan senjata canggih ke Rusia.
Peringatan dari Barnea muncul setelah Amerika Serikat (AS) pada awal bulan ini menyatakan kekhawatiran atas kemitraan pertahanan skala penuh antara Iran dan Rusia yang menginvasi Ukraina Februari lalu.
Iran pada November mengakui telah mengirim pesawat tak berawak (drone) ke Rusia, tetapi bersikeras mereka dipasok sebelum invasi.
Baca juga: Iran Ancam Zelensky setelah Dituding Pasok Drone ke Rusia
"Kami memperingatkan terhadap niat masa depan Iran, yang mereka coba rahasiakan, untuk memperdalam dan memperluas pasokan senjata canggih ke Rusia, untuk memperluas proyek pengayaan uranium dan untuk mengintensifkan serangan mereka terhadap negara-negara Muslim yang bersahabat di kawasan itu," kata Barnea saat upacara hari raya Hanukkah Yahudi, dikutip dari AFP.
Pada akhir Oktober, Presiden Israel Isaac Herzog mengindikasikan bahwa dia telah berbagi informasi dengan AS yang menurut intelijen Israel, menunjukkan penggunaan drone Iran dalam perang Ukraina.
Pada 9 Desember, AS menggambarkan hubungan yang luas antara Iran dan Rusia yang melibatkan peralatan seperti helikopter dan jet tempur serta drone, dengan item terakhir menghasilkan sanksi baru AS.
Utusan Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Vassily Nebenzia menanggapi di Dewan Keamanan bahwa kompleks industri militer Rusia tidak memerlukan bantuan siapa pun dan mengatakan tuduhan drone telah dibantah berkali-kali.
Baca juga: Korea Utara Bantah Pasok Amunisi ke Rusia, Balik Kecam AS
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengatakan rezim Iran mencapai kesepakatan kotor dengan Rusia dalam upaya putus asa untuk bertahan hidup.
Kantor Persemakmuran dan Pembangunan Luar Negeri Inggris menyatakan, drone buatan Iran yang dipasok ke Rusia telah memainkan "peran sentral" dalam serangan terhadap sasaran sipil di Ukraina.
Kementerian Luar Negeri Iran sebelumnya, pada Minggu (18/12/2022) mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa pihaknya tidak akan meminta izin dari siapa pun untuk memperluas hubungan dengan Rusia.
"Kerja sama antara Iran dan Rusia di berbagai bidang termasuk pertahanan berkembang dalam kerangka kepentingan bersama dan tidak bertentangan dengan negara ketiga mana pun," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanani.
Iran dan Israel selama bertahun-tahun terlibat dalam perang bayangan.
Israel menuduh Iran berusaha memperoleh senjata nuklir, yang sudah dibantah Teheran.
Baca juga: Putin Klaim Rusia Tak Pernah Tolak Negosiasi Seperti Ukraina
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.